Suasana media update Telkomsel Jawa Bali, Selasa (22/8) di Smart Office Telkomsel, Renon. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perang harga (price war) di industri telekomunikasi (telko) makin menjadi dengan pulihnya ekonomi pascapandemi COVID-19. Operator telekomunikasi pun berlomba menawarkan harga murah, terutama layanan data.

Telkomsel sebagai operator dengan pelanggan terbesar secara nasional, mengaku tidak akan ikut dalam perang harga yang kini terjadi. Disampaikan Vice President (VP) Corporate Communications Telkomsel Saki H. Bramono, Telkomsel selalu customer centric, dalam artian menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Dari sisi price war pasti selalu ada, terutama di Jawa-Bali. “In the end, Telkomsel nomor satu harus menjaga quality. Itu yang harus dipertahankan. Buat apa harga murah, tapi sinyalnya gak ada,” ujar Saki dalam media update 2023 Area Jawa-Bali di Smart Office Denpasar, Renon.

Baca juga:  Sembilan Proyek Irigasi Dianggarkan Rp 8,3 Miliar

Diakui price war di industri telko memang ada. Namun, ia percaya bahwa industri telko di Indonesia sudah dewasa. “Telkomsel fokus menjaga pelanggan stay di kita dengan guarantee layanan. Value for money. Sehingga pelanggan memiliki willingness to pay more dengan kualitas yang baik,” paparnya.

Sementara itu, Vice President Consumer Sales Area Jawa Bali Telkomsel Riny Novitriyanti, mengatakan Telkomsel kini juga menyasar segmen generasi Y dan Z (youth). Ia mengutarakan untuk segmen youth yang sangat peka dengan harga, Telkomsel berupaya untuk memberikan segmen ini beragam layanan yang terbaik namun dengan harga terjangkau. “Stable connectivity gak bisa ditawar. Dari pengalaman, anak-anak selama pandemi yang belajar secara online, jaringan stabil menjadi keinginan mereka, terutama saat melakukan ujian online,” sebut Riny.

Baca juga:  Dorong Pemanfaatan Internet Secara Positif, Literasi Digital Perlu Digencarkan

Salah satunya adalah dengan meluncurkan produk By.U pada 2019. Untuk pelanggannya, pada Juni 2023, Telkomsel Jawa Bali memiliki 1,1 juta pengguna. Saat ini, ia menilai produk tersebut sudah on the track.

Terlebih saat ini sudah ada Indihome yang diintegrasikan dengan Telkomsel belum lama ini. “Untuk pricing, kita punya tanggung jawab bahwa ekosistem harus sehat. Secara pricing kita memang punya special price, misalnya untuk anak-anak kampus,” ungkapnya. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  RAFI di Masa Transisi Pandemi, Layanan Telekomunikasi Diprediksi Alami Peningkatan
BAGIKAN