DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali Tjok Bagus Pemayun meminta agar pelaku usaha pariwisata memastikan terlebih dahulu kondisi cuaca di kawasan objek wisata sebelum melayani wisatawan. Tjok Bagus menyampaikan permintaan itu, setelah kejadian wisatawan Jepang, Kikuchi Satoshi (60) yang meninggal dunia saat bermain flying fish.
Satoshi oleng pada ketinggian 40 meter di atas pantai kawasan Tanjung Benoa, Badung. “Yang pertama para pelaku usaha pariwisata harus melihat cuacanya. Kalau lihat cuaca kurang bagus jangan dulu melakukan aktivitas yang kira-kira memerlukan kekhususan yang punya risiko tinggi,” kata Tjok Pemayun, dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (22/8).
Meski belum dapat dipastikan penyebab kejadian tewasnya wisatawan Jepang selain karena murni kecelakaan, Tjok Bagus menyebut pelaku usaha pariwisata tetap harus memiliki standar operasional sesuai usaha yang dijalankan. “Yang penting sudah sesuai belum dengan standar operasional prosedur yang dilakukan, usahanya ada izin tidak, ada sertifikasi tidak yang pendampingnya,” ujarnya lagi.
Menurut Tjok Bagus, kecelakaan saat bermain flying fish ini adalah hal baru, sehingga baru sekarang tim menyelidiki standar operasional prosedur pada usaha pariwisata untuk meminimalisir kejadian serupa.
“Makanya sejak awal Januari kami sudah mengingatkan para pengelola atraksi wisata, pengelola daya tarik wisata, untuk membenahi pelayanan publik dan fasilitasnya biar aman, nyaman, bersih, lalu standar operasional jelas, kemudian mitigasi bencananya seperti apa,” ujarnya lagi.
Atraksi flying fish bukan hal baru, menurutnya aktivitas wisata air ini memiliki segmen wisatawannya tersendiri, biasanya kawasan Tanjung Benoa paling dikenal memiliki wisata ini. Pelaku usaha pariwisata akan berinovasi melalui atraksi-atraksi saat wisatawan menggunakan jasanya.
Sedangkan untuk izin dari usaha flying fish yang digunakan wisatawan Jepang itu, hingga saat ini masih didalami, selain oleh Dispar Bali termasuk oleh tim kepolisian yang sedang menyelidiki saksi-saksi.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Indonesia (Gahawisri) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana menyampaikan dari laporan yang masuk kejadian kecelakaan di flying fish ini disebabkan oleh kondisi alam yaitu angin kencang. Meski kondisi alam ini tak dapat dihindari, ia mengakui bahwa sebaiknya jenis usaha pariwisata yang membahayakan diseleksi kembali karena berpotensi merusak citra pariwisata Bali.
“Jadi lebih baik saya sudah mengusulkan pada teman-teman yang watersport flying fish itu, kita tiadakan saja sementara biar tidak terjadi insiden-insiden lagi,” kata dia lagi. (kmb/balipost)