NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah desa/kelurahan di empat Kecamatan di Jembrana, berpotensi mengalami masalah krisis air bersih dampak kemarau panjang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendata ada belasan ribu keluarga yang berpotensi terdampak karena pasukan air bersih dari sumber-sumber air mengering.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, Kamis (24/8) mengatakan BPBD Jembrana masih mendata titik-titik atau lokasi yang mengalami krisis air. Sementara baru 4 Kecamatan yang terdiri dari beberapa desa atau kelurahan yang memiliki potensi tersebut.
Di antaranya sudah ditangani seperti di Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana dengan mendistribusikan air bersih ke permukiman warga. Hingga saat ini sudah 20.000 liter air bersih yang dipasok ke permukiman warga tersebut.
“Dari empat kecamatan yang sudah didata, sedikitnya 38 banjar/lingkungan di delapan desa dan dua kelurahan yang berpotensi, masih kita data,” ujar Agus Artana.
Rinciannya, Kecamatan Melaya, Desa Tukadaya dan Desa Manistutu. “Disini dipicu debit air yang menurun dan sebagian besar tak memiliki bak penampungan air induk,” katanya. Kecamatan Negara di Desa Berangbang dan Kelurahan Baler Bale Agung. Di Kecamatan Jembrana tercatat ada satu Kelurahan dan dua Desa yang berpotensi yakni Kelurahan Pendem, Desa Batuagung dan Desa Dangin Tukadaya. Serta di Kecamatan Mendoyo, desa Desa Mendoyo Dauh Tukad, Desa Pohsanten dan Desa Pergung.
Pendataan menurutnya lebih dimatangkan dengan adanya fenomena El Nino. Sehingga dapat dilakukan langkah antisipasi dan mitigasi ketika dialami warga. Sejauh ini, sudah ada beberapa titik yang didistribusikan air bersih seperti kelurahan Pendem, sudah 20 ribu liter air. BPBD juga membuka permohonan bagi masyarakat yang memang membutuhkan air bersih melalui desa/kelurahan. (Surya Dharma/balipost)