Anak Agung Ngurah Lanang Agung Ananda. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berbicara soal hipnosis atau kerap disebut hipnotis, pikiran orang awam akan lari ke sejumlah kasus penipuan yang marak terjadi belakangan ini. Bahkan, pelakunya yang disebut warga negara asing hingga kini belum berhasil dibekuk.

Menurut salah seorang pakar hipnosis, Anak Agung Ngurah Lanang Agung Ananda yang kerap dipanggil Master La, hipnosis merupakan diterimanya sebuah perintah, tanpa melewati analitik. Tapi dari segi keilmuwan, ia mengungkapkan hipnosis ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang terbukanya filter otak dalam menerima sebuah sugesti.

Baca juga:  Dari Napi Lapas Kerobokan Ditembak hingga 18 Negara Bisa Masuk Indonesia

Ia menyebutkan semua orang cerdas bisa dihipnosis. Ia juga menyebutkan 3 tipe orang yang tidak bisa dihipnotis. “Semua orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata itu, mereka semua bisa dihipnotis. Kalau ada orang yang tidak bisa dihipnotis itu ada 3 tipe, pertama yang memiliki pendengaran kurang bagus, kedua orang yang memiliki kecerdasan di bawah standar misalnya down sindrome, yang ketiga orang dengan gangguan jiwa,” jelasnya, Jumat (25/8).

Dirinya menjelaskan jika hipnotis itu bisa dipelajari, sebab orang-orang zaman dulu mengenal yang namanya ilmu kanuragan bahkan ilmu kebatinan. Jika di Bali itu lebih dikenal dengan yang namanya ilmu Ngeleak, tetapi di samping itu pula di tahun 90-an ada namanya tenaga dalam.

Baca juga:  Diduga Dihipnotis, Belasan Juta Rupiah Melayang

Ilmu tenaga dalam bisa dikatakan hipnotis, dengan masuk nya modern culture, hal ini pula yang memunculkan hipnotis. Berita terkait pencurian hingga penodongan yang marak terjadi ditegaskannya bukan masuk kategori hipnotis. “Yang terjadi di berita koran itu bukan kasus hipnotis. Itu murni kejahatan biasa, mulai dari penipuan, penodongan, confusing (bingung),” ungkapnya.

Ia menyebut semua orang bisa belajar hipnotis dan banyak teknik melakukannya. Dirinya juga menjelaskan bahwa seniman merupakan salah satu orang yang juga mudah terhipnotis, hal ini disebabkan para seniman ini menggunakan pikiran bawah sadarnya ketika mereka berkarya. Mereka melakukan yang visualisasi.

Baca juga:  Bertambah, Penerbangan Perdana Maskapai Internasional Mendarat di Bali

“Agar terhindar dari kejahatan, jangan keluar rumah kalau lagi ada masalah. Waspada bukan pada hipnotisnya tapi kejahatan yang berkedok hipnotis,” tegasnya. (Wulan/balipost)

BAGIKAN