Sejumlah titik pembangunan resort dibakar oleh warga yang menolak pembangunan akomodasi wisata di kawasan Pura Gumang itu, Rabu (30/8). (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Aksi nekat mulai dilakukan oleh warga Bugbug yang mengatasnamakan diri Tim Sembilan, Rabu (30/8). Usai melakukan demo ke Kantor Bupati Karangasem, warga melakukan pembakaran di lokasi pembangunan resort di kawasan Dhang Kahyangan di Pura Gumang, Desa Bugbug, Karangasem.

Berdasarkan pantauan di lokasi, ratusan warga mendatangi proyek tersebut. Mengingat proyek resort masih berlangsung, warga nekat melakukan aksi pembakaran di lokasi.

Baca juga:  Sembilan Tempat Isoter Denpasar Terisi Hampir 80 Persen

Mereka membakar bangunan proyek di sejumlah titik. Mencegah aksi yang lebih anarkis lagi, ratusan personel kepolisan bersenjata lengkap terus berjaga-jaga di lokasi proyek. Sementara warga tetap ngotot supaya proyek tersebut dihentikan.

Perbekel Desa Bugbug, I Made Diatmaja mengatakan, aksi yang dilakukan warga buntut dari kekecewaan akibat aspirasi yang tidak diatensi oleh pemerintah. “Kalau masih ada pekerja yang melakukan pengerjaan proyek, kami tidak bisa bertanggung jawab, kasihan pihak polisi juga sibuk melakukan pengamanan ini,” ucapnya.

Baca juga:  Kapolresta Cek Penerbangan di Bandara Ngurah Rai

Diatmaja mengatakan, pihaknya meminta warga menunggu hasil Pansus yang dilaksanakan oleh DPRD Karangasem. Sembari menunggu Pansus tersebut, pihak terkait bisa menyetop proyek ini sambil proses ini berjalan “Sekali lagi, kami tidak mau bertanggung jawab kalau ada apa-apa,” tegasnya.

Kesbangpolinmas I Wayan Sutapa,m meminta masyarakat sedikit bersabar. Pasalnya, Pansus DPRD Karangasem masih berproses. “Mohon tunggu, karena proses pansus tengah berjalan,” pinta Sutapa.

Baca juga:  Bea Cukai Musnahkan Barang Ilegal Rp 1,9 Miliar

Anggota DPRD Karangasem dari Desa Bugbug, I Nengah Suparta mengatakan pada 5 September akan mengundang Bupati Karangasem beserta Forkompimda. “Saya sepakat dengan krama, karena rumah saya dekat dengan proyek ini, sehingga gampang mengontrol pekerja yang hadir, sehingga nanti tidak ada pekerja yang hadir di sini,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN