talk show "Ngajak Online" yang diinisiasi JNE dan MarkPlus Inc, Rabu (30/8) di Denpasar. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat karena adanya era digital dan perkembangan media sosial yang masif. Untuk itu, inovasi dan pengembangan produk yang dipasarkan tak boleh berhenti dilakukan. Demikian mengemuka dalam talk show “Ngajak Online” yang diinisiasi JNE dan MarkPlus Corp. (MCorp), Rabu (30/8) di Denpasar.

Menurut pelaku usaha clothing yang juga kreator konten, Gede Andika atau akrab disapa Go Andik, media sosial bagaikan pisau bermata dua. Jika bisa memanfaatkannya, medsos akan sangat membantu pelaku usaha untuk berkembang. Namun jika salah menggunakan bisa menyebabkan kejatuhan dari sebuah usaha.

Pria yang merupakan pemilik brand “Sing Main Main” ini mengungkapkan pihaknya sangat terbantu dengan keberadaan media sosial. Sebab di zaman digital yang serba online, penjualan dan promosi produk dinilai efektif jika menggunakan medsos. “Awalnya tidak begitu paham dengan media sosial. Cuma, dengan tekad dan beberapa man power, brand Sing Main Main mendapatkan apresiasi yang baik di media sosial sehingga potensial dikembangkan sebagai usaha clothing,” jelasnya.

Baca juga:  Ekonomi Bali Mulai Bangkit, Triwulan III 2020 Tumbuh Positif

Ia pun menekankan dalam berbisnis di era digital ini, pelaku UMKM harus selalu berinovasi. “Harus paham produk yang dijual, marketnya siapa, dan niat untuk berjualan. Tetap diimbangi dengan konsistensi,” sarannya.

Kekuatan media sosial dan jualan lewat online diakui juga Brand Manager Pithecantrophus dan Ethnologi, Boby Eko. Ia mengatakan produk batik yang sudah dirintis sejak 1990 itu makin dikenal oleh masyarakat setelah era digital ini.

Ia mengisahkan, sebelum zamannya digital dan media sosial, brand ini dikenal lewat ulasan-ulasan yang ditulis di majalah. Kemudian, makin dikenal karena ada aturan menggunakan baju batik setiap Jumat di sekolah-sekolah.

Baca juga:  Truk Bermuatan Pasir Terbalik

Terkait media sosial dan promosi lewat online, Boby memberikan tips agar pelaku UMKM selalu jujur terhadap produk yang dipasarkan. “Konsumen umumnya tak mau dikecewakan, sehingga produk yang dipasarkan diupayakan sama dengan tampilan di media sosial dan digital,” jelasnya.

Ditambahkan Head of Roket Indonesia, Luthfi Safitri Zein, pasar Bali saat ini sudah mulai pulih. Kondisi ini dinilainya menjadi tantangan bagi pelaku usaha lokal Bali.

Untuk itu, agar tak kalah saing dengan asing, inovasi harus tetap dilakukan. Ia pun memberikan dua tips untuk pelaku UMKM.

Pertama, tidak boleh mudah menyerah karena ketika gagal harus menjadi motivasi. Kedua, saat sudah berhasil, jangan berhenti berinovasi. “Tidak boleh gampang puas diri. Kita harus selalu berinovasi. Caranya dengan mereview dan mendengar masukan dari buyer, consumer, dan pihak lain,” katanya.

Baca juga:  Calon Pengusaha Muda Diajak Melek Bisnis Digital

Kepala Cabang Utama JNE Denpasar, Ni Nyoman Alit Septiniwati mengatakan kegiatan ini sudah 10 kali digelar pada tahun ini bekerja sama dengan MCorp. Diharapkan kegiatan ini bisa meningkatkan daya saing pelaku UMKM agar tidak kalah dengan pelaku usaha asing.

Dijelaskan kegiatan ini digelar sejak 2017 di sekitar 50 kota. Ia menerangkan Denpasar merupakan kota kesepuluh dari gelaran acara ini. Tujuannya, memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM saling berbagi dan belajar kiat sukses dari mereka yang sudah berhasil mengembangkan usahanya. “Penjualan
online sangat luar biasa sekali dan cara ini perlahan-lahan meninggalkan cara berjualan yang konvensional. Saya berharap acara ini akan sangat bermanfaat untuk
teman-teman UKM Bali,” ujar Alit. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN