Suasana HUT ke-48 Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia) Provinsi Bali, Kamis (31/8). (BP/sinta)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berubahnya zaman membuat penyandang disabilitas netra banyak yang memiliki soft skill sebagai penunjang kinerjanya. Soft skill ini juga membuat mereka mampu setara di dalam dunia kerja, terlebih dengan adanya UU No. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Demikian disampaikan Ketua Panitia HUT ke-48 Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia) Provinsi Bali, Ida Bagus Aditya didampingi Ketua Pertuni Bali, I Gede Winaya, Kamis (31/8) di Renon, Denpasar.

Ia mengatakan keberadaan UU ini memberikan perlindungan hukum bagi para penyandang disabilitas, termasuk mereka yang menyandang sensorik netra. Disampaikannya, pihaknya berupaya menyosialisasikan terbukanya dunia kerja bagi penyandang disabilitas.

Baca juga:  Desa Adat Sampalan Terima Hibah Mobil dari Pemkab

Seperti diatur dalam UU No. 8 tahun 2016 pada pasal 53 yang menyebutkan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah wajib mempekerjakan paling sedikit 2 persen penyandang dsabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja. Sedangkan perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit  1 persen Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.

Ia juga menjelaskan di bidang pendidikan, pemberlakuan UU ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa penyandang disabilitas yang berprestasi memperoleh beasiswa. “Jadi kita kawal juga agar mendapatkan haknya. Juga di bidang ekonomi, saat pandemi, khususnya yang sangat berat cobaannya untuk para pengusaha, layak juga meminjam Kredit Usaha Rakyat (KUR) sehingga setara,” jelasnya.

Baca juga:  Waktu Berakhir, Puluhan Koperasi di Buleleng Tak Gelar RAT

Aditya memberikan apresiasi kepada perusahaan yang konsisten memperkerjakan penyandang disabilitas tunanetra. Karena bagi Aditya, sudah tidak zamannya lagi melihat fisik. “‘Saya rasa di tahun 2023 ini tidak zamannya melihat fisik. Don’t judge a book by it’s cover.  Saya rasa lihat soft skillnya, lihat keterampilan yang ia miliki. Meskipun penyandang tunanerta pasti memiliki kelebihan,” sebutnya.

Dalam perayaan HUT Pertuni kali ini, pihaknya mengajak pemuda penyandang disabilitas netra agar bisa menjadi pemimpin dan duta inklusi. “Jadi harus ada pewaris generasi,” katanya.

Baca juga:  Soal Kisruh Pasca-OTT, Dasar Pungutan Sebaiknya Diperkuat dengan Perdes

Aditya juga menjelaskan berbagai kegiatan dan perlombaan digelar untuk menyambut HUT ke-48 Pertuni Bali sekaligus mengedukasi masyarakat. “Pada tanggal 20 Agustus kemarin, kita mengadakan Reli Tongkat di Lapangan Niti Mandala Renon dengan tujuan mengedukasi kepada masyarakat pentingnya konsep Tri Hita Karana yaitu menjunjung nilai kemanusiaan dan kesetaraan bermasyarakat. Jadi kita eksis untuk bisa mengambil bagian dan berguna dalam jajaran masyarakat,” urainya.

Pihaknya pun mengadakan talkshow di RRI 1 Denpasar untuk mengedukasi juga bahwa nilai inklusivitas itu sangat penting. (Sinta/Adi/balipost)

BAGIKAN