Direktur Utama BRI Sunarso. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Sinergi BRI, Pegadaian, dan PNM adalah satu kesatuan dalam Holding Ultra Mikro (UMi) untuk menyasar segmen ultra mikro (UMi). Sinergi ini menerapkan praktik keuangan yang berkelanjutan atau sustainable financing di Indonesia, yang sejalan dengan isu strategis ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang akan digelar pada 5-6 September 2023 di Jakarta.

Tak hanya berfokus pada sustainable financing, upaya pengembangan Holding UMi juga linier dengan aspek ESG (Environmental, Social & Governance), khususnya di aspek sosial. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso yang mengungkapkan bahwa hingga akhir triwulan II-2023.

Holding UMi telah berhasil mengintegrasikan lebih dari 36 juta nasabah pinjaman dan 162 juta nasabah simpanan mikro dengan didukung 1.013 unit kantor co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro). Sunarso mengungkapkan tujuan pembentukan Holding Ultra Mikro sendiri adalah untuk melayani usaha ultra mikro dan UMKM secara terstruktur.

Baca juga:  BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba Seberat Satu Ton

Tujuan itu sendiri untuk memperluas jangkauan, memperdalam layanan dan memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan. “Fokus BRI memang menaikkelaskan pelaku usaha. Hal itu menjadi journey yang terstruktur dan tersistematis dalam satu ekosistem,” ungkapnya.

Tahapan BRI untuk mensinergikan ekosistem ultra mikro ini yakni melalui proses empowering people. Strategi pertama ini akan dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum yang belum terjangkau jasa perbankan atau unbankable.

PNM akan memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat. Setelah itu, proses kedua adalah integrate atau integrasi. Perkembangan usaha dan kebutuhan modal dari pelaku usaha dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian.

Pelaku usaha UMi dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman. Terakhir adalah upgrade skala usaha agar naik kelas, misalnya segmen UMi menjadi segmen mikro, atau mikro ke kecil, dan usaha kecil menjadi usaha menengah.

“Hingga saat ini, Holding UMi berhasil memberdayakan 76 ribu financial advisor, yang terdiri dari Mantri BRI, AO PNM Mekaar dan tenaga pemasar Pegadaian,” ujarnya.

Baca juga:  BMKG: Musim Kemarau Tidak Akan Separah di Korea Selatan

Di samping itu, kredit mikro dan ultra mikro BRI tumbuh 11,4% dengan nilai mencapai Rp578 triliun. “Masih banyak sumber-sumber pertumbuhan di segmen mikro, maka kita akan jangkau itu dengan strategi go smaller, kita masuk ke segmen-segmen yang lebih kecil, dengan proses dan tenor yang lebih pendek-pendek sesuai kebutuhan mereka, go shorter, dan go faster melalui digitalisasi, sehingga pada akhirnya bisa go cheaper”, tambahnya.

Untuk memperkuat inklusi keuangan, Holding UMi pun berinovasi dengan mengembangkan aplikasi SenyuM Mobile. Aplikasi terintegrasi ini membuat akuisisi nasabah baru menjadi lebih cepat dan menjadi platform penjualan digital terintegrasi dari ketiga entitas (BRI, Pegadaian, PNM) yang memungkinkan kegiatan akuisisi bersama.

Aplikasi ini merupakan bentuk innovative financing untuk dimanfaatkan oleh tenaga pemasar dari ketiga entitas untuk berbagai produk layanan. SenyuM Mobile telah digunakan oleh lebih dari 69.000 tenaga pemasar dari ketiga entitas.

Baca juga:  Tanpa Diskriminasi, Pengundian Lapak Pasar Rakyat Gianyar Awal Januari

Aplikasi itu pun telah digunakan oleh lebih dari 300.000 Agen BRILink dan Agen Pegadaian serta akan diperluas hingga 600.000 agen sampai dengan akhir tahun ini. Di samping itu, dalam melayani segmen ultra mikro dan mendorong operasional bisnis yang lebih simpel, aman, dan efisien, Holding UMi menjalankan inisiatif berupa cashless ecosystem.

Di samping itu, dalam meningkatkan inklusi keuangan, BRI memiliki super apps digital banking, yang diperkaya dengan lebih dari 100 fitur yakni BRImo yang terus mencatatkan kinerja yang positif. Hal tersebut ditunjukkan dari rata-rata pertumbuhan user BRImo yang mencapai lebih dari 1 juta user per bulan.

Hingga Juni 2023, jumlah user financial super apps BRImo mencapai lebih dari 27,8 juta user meningkat 50,6% year-on-year (yoy). Disamping itu, dari nilai transaksi tembus Rp1.377,6 triliun atau meningkat 89,6% yoy. (Adv/balipost)

BAGIKAN