Suasana Interfood Bali 2023 yang dibuka Kamis (7/9). (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Industri makanan dan minuman (Mamin) mengalami pertumbuhan positif pascapandemi COVID-19. Pemerintah pun berupaya mendorong ekspor untuk meningkatkan pertumbuhan industri ini. Demikian disampaikan Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag RI, Merry Maryati saat membuka Interfood Bali, Kamis (7/9) di Nusa Dua.

Ia mengatakan kondisi pandemi sangat berimbas pada industri produk mamin. Namun saat ini, industri ini bangkit kembali dengan salah satu upaya yang dilakukan mengikuti pameran dagang berskala nasional maupun internasional. “Pemerintah Indonesia mendorong hal-hal seperti ini,” ujarnya.

Dari sisi ekspor, sejak 5 tahun terakhir industri ini menunjukkan tren yang cukup baik. Pertumbuhannya lebih 7 persen, yang berarti produk makanan dan minuman Indonesia diminati di dunia.

Baca juga:  Harga Kakao Melesat Tinggi, Petani Jembrana Sumringah

“Untuk menggairahkan perekonomian bisa dari Bali dan sekitarnya. Pameran Interfood ini bisa menjadi salah satu strategi pemasaran, untuk memperkenalkan produk kepada produsen, turis dan buyer,” ujarnya.

Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia, Adhi S.Lukman mengatakan pada semester I 2023, industri makanan dan minuman tumbuh positif sebesar 4,6 persen. Untuk memperkuat pertumbuhan industri ini, pihaknya terus mendorong sektor pariwisata dan menggelar pameran.

“Interfood Bali sangat bermanfaat karena bisa saling bertemu dan mengetahui perkembangan teknologi baru untuk pertumbuhan industri,” ujarnya.

Baca juga:  Diingatkan, Impor Pangan untuk Kestabilan Harga Jangan Dipolitisasi

CEO Krista Exhibition Daud Salim, saat pembukaan Interfood, mengatakan terdapat 110 perusahaan yang mengikuti pameran tersebut. Sebanyak 40 diantaranya merupakan UMKM.

Pameran juga banyak diikuti produsen coklat dari Bali,  sehingga diharapkan dapat memacu pertumbuhan industri makanan dan minuman di Bali. Selain produk makanan dan minuman dari Indonesia, juga ditampilkan produk hasil laut Bali.

Sementara itu, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan kunjungan turis telah pulih 78 persen dibandingkan 2019. Pada saat itu kunjungan per hari ke Bali mencapai 18.000, sementara saat ini kunjungan per hari 14.000.

Baca juga:  Sidak Pasar, Pedagang Terancam Kehilangan Hak Kios Jika Melanggar

Dengan adanya pameran mamin yang merupakan terbesar di ASEAN ini dan event sejenis lain, diharapkan pariwisata bisa bergerak.

Ketua Aprindo Roy N. Mandey mengatakan, memulihkan pariwisata dan ekonomi Bali dapat dilakukan dengan berkolaborasi seperti dalam penyelenggaraan event ini. “Pada event ini terdiri dari sektor hulu, hilir, dan logistik berupa peralatan masak dijadikan satu untuk recover stronger, recover together. Kita harus pulih, badai pasti berlalu. Meski krisis global belum berlalu, Indonesia baik-baik saja,” tandasnya.(Citta Maya/balipost)

BAGIKAN