DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster didamping istri, Putri Suastini Koster mengunjungi Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, Kamis (7/9). Kedatangan Wayan Koster disambut hangat oleh Pj Gubernur didampingi istri, Ida Setiawati, di Rumah Jabatan Jayasabha, Denpasar.
Pertemuan ini menandakan bahwa, kedua pemimpin Bali ini terus membangun komunikasi dan sinergitas untuk meneruskan program pembangunan Bali dan kebijakan sesuai visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Dimana, pondasi pembangunan Bali serta program terobosan telah diletakkan dengan kokoh dimasa 5 tahun kepemimpinan Wayan Koster yang terus melaju dalam Bali Era Baru, sedianya dilanjutkan oleh Pj Gubernur Sang Made Mahendra.
Apalagi, pembangunan Provinsi Bali yang diselenggarakan dengan Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2018-2023, dilaksanakan secara konsisten, teguh pendirian, dan komitmen kuat. Visi ini adalah untuk menjaga alam, manusia, dan kebudayaan Bali secara niskala-sakala. Visi ini berbasis nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, yakni penyucian dan pemuliaan enam sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia. Terdiri atas Atma Kerthi, berarti Penyucian dan Pemuliaan Atman/Jiwa; Segara Kerthi, berarti Penyucian dan Pemuliaan Laut dan Pantai; Danu Kerthi, berarti Penyucian dan Pemuliaan Sumber Air; Wana Kerthi, berarti Penyucian dan Pemuliaan Tumbuh-tumbuhan; Jana Kerthi, berarti Penyucian dan Pemuliaan Manusia; dan Jagat Kerthi, berarti Penyucian dan Pemuliaan Alam Semesta.
Visi pembangunan Bali diselenggarakan dengan Pola Pembangunan Semesta Berencana, meliputi 5 Bidang Prioritas. Pertama, Bidang Pangan, Sandang, dan Papan; Kedua, Bidang Kesehatan dan Pendidikan; Ketiga, Bidang Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan; Keempat, Bidang Adat, Agama, Tradisi, Seni, dan Budaya; serta Kelima, Bidang Pariwisata. Lima Bidang Prioritas tersebut didukung dengan pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi.
Selain itu, hasil pembangunan Bali yang sangat penting dan signifikan juga telah dicapai yang ditandai dengan 44 Tonggak Peradaban sebagai Penanda Bali Era Baru. Yaitu, Memuliakan Desa Adat; Hari Penggunaan Busana Adat Bali; Perekonomian Adat Bali; Sipandu Beradat; Pelindungan Pura, Pratima, dan Simbol Keagamaan; Tata-Titi Kehidupan Berbasis Kearifan Lokal Sad Kerthi; Memuliakan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali; Menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali; Menciptakan Keyboard Aksara Bali; Memuliakan Keluhuran Warisan Budaya Bali; Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali; Pembaharuan Pesta Kesenian Bali; Festival Seni Bali Jani; Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut; Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai; Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber; Bali Pulau Organik; Pelestarian Tanaman Endemik Bali; Gumitir Bali Sudamala; Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih;
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai; Ekonomi Kerthi Bali; Keseimbangan Pembangunan antar Wilayah Bali; Pariwisata Budaya, Berkualitas, dan Bermartabat; Bangga Produk Lokal Bali; Harkat Arak Bali; Cita Rasa Garam Bali; Pesona Endek Bali; SDM Bali Unggul; Bulan Bung Karno; Pelindungan Karya Intelektual Bali; Sistem Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Krama Bali; Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali; Bali Pulau Digital; Bali Digital Festival; Pelindungan Kawasan Suci Besakih; Kawasan Pusat Kebudayaan Bali; Shortcut Singaraja-Mengwitani; Tol Jagat Kerthi Bali; Pelabuhan Segitiga Sanur-Sampalan-Bias Munjul; Bali Maritime Tourism Hub; Bendungan Sidan dan Bendungan Tamblang; Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali; dan Bali Good Governance.
Oleh karena itu, semua pihak diharapkan memberikan kontribusi dengan cara bergotong royong membangun Bali. Mengingat wilayah Bali yang kecil hanya 5.646 Km persegi, dengan jumlah penduduk 4,3 juta lebih, serta memiliki 8 kabupaten dan 1 kota, 57 kecamatan, 636 desa, 80 kelurahan, dan 1.493 desa adat. Keberadaan desa adat yang utuh ini memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga adat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal yang merupakan taksu Bali.
Karena itu, seluruh pihak termasuk Pj Gubernur Bali diajak untuk bersama-sama menjaga budaya Bali dengan sekuat – kuatnya. Dengan kebudayaan Bali yang unik, Pulau Dewata ini menjadi daya tarik dunia untuk berkunjung dan berwisata ke Bali. Sehingga semua harus paham bahwa yang membuat ekonomi Bali ini tumbuh adalah kebudayaannya. (Kmb/Balipost)