DENPASAR, BALIPOST.com – Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya mengapresiasi atas berbagai capaian pembangunan Bali Wayan Koster sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023, didampingi Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) sebagai Wakil Gubernur (Wagub) Bali yang telah meletakkan pondasi kuat pembangunan Bali. Bahkan, Pj Gubernur Mahendra Jaya berkomitmen melanjutkan dan memperkuat pondasi pembangunan Bali tersebut yang ditandai dengan 44 Tonggak Penanda Peradaban Bali Era Baru.
Menurutnya, pembangunan Bali yang dicapai Wayan Koster telah terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam satu kesatuan wilayah di Bali. “Berbagai capaian tersebut harus dijaga, dilanjutkan, dan diperkuat,” tegas Pj Gubernur Mahendra Jaya, dalam upacara serah terima jabatan (Sertijab), di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Denpasar, Jumat (8/9).
Selain melanjutkan pembanguan Bali Era Baru, Mahendra Jaya juga akan melaksanakan arahan Mendagri pada saat ia dilantik. Yaitu, menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik, menjaga stabilitas politik daerah, menjaga keberlanjutan pembangunan, menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat, serta memfasilitasi suksesnya Pemilu dan Pilkada 2024.
Tidak hanya itu, kebijakan strategis nasional juga akan dilaksanakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forkopimda se-Indonesia Tahun 2023. Diantaranya, mengendalikan inflasi, menurunkan kemiskinan ekstrem, menurunkan angka stunting, dan lainnya.
Terkait kemiskinan, Mahendra Jaya mengatakan bahwa presentase angka kemiskinan di Bali terendah secara nasional, yaitu 4,25% atau 193.078 orang. Dalam dokumen RPD Bali 2024-2026, target pada tahun 2023 adalah 4,07%. Sedangkan angka kemiskinan ekstrem di Bali tergolong cukup rendah, yaitu 0,54 %. Meskipun demikian, pihaknya berkomitmen untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem hingga 0 % pada tahun 2024. Strateginya, memetakan masyarakat yang tergolong miskin ekstrem (by name by NIK), menurunkan beban pengeluaran masyarakat melalui program bantuan sosial dan jaminan sosial, meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan produktivitas dan pemberdayaan masyarakat, diantaranya peningkatan kapasitas SDM melalui program vokasi dan pelatihan, serta pendampingan dan penguatan kewirausahaan. Strategi yang paling ditekankan, yaitu “Ngerombo” / kroyok kemiskinan ekstrem, dengan melibatkan filantropis, orang tua asuh, dan stakeholder lainnya.
Terkait stunting di Bali, Mahendra Jaya menegaskan bahwa prevalensi stunting Provinsi Bali terendah secara nasional, yaitu 8 %. Target Provinsi Bali Tahun 2023 adalah 7,71%. Sedangkan, berdasarkan dokumen RPD Bali 2024-2026, target prevalensi stunting pada tahun 2024 adalah 6,15%. Oleh karena itu, strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut, yaitu meningkatkan pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung terhadap penurunan stunting melalui kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan balita, gerakan keluarga sehat, dan penguatan ketahanan pangan keluarga. “Ngerombo” / kroyok penurunan prevalensi stunting dengan melibatkan filantropis, orang tua asuh, dan stakeholder lainnya juga akan dilakukan.
Pada kesempatan itu, Pj Gubernur Mahendra Jaya, mengungkapkan rasa syukur dan berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan Mendagri Tito Karnavian, karena telah diberi amanah menjadi Pj Gubernur. Menurutnya, konsekuensi dari amanah ini adalah tanggung jawab besar. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Wayan Koster sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023, pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Bali, dan terutama kepada masyarakat Bali, serta semua pihak.
“Atas kesempatan yang diberikan, saya menghaturkan banyak terima kasih kepada Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, Bapak Mendagri, serta para Menteri dan Pimpinan Lembaga Kabinet Indonesia Maju,” tandasnya. (Winata/Balipost)