DENPASAR, BALIPOST.com – Viralnya kasus retaknya tebing penyangga Pura Luhur Uluwatu, Pecatu, Kuta Selatan mendapat respons dari pengempon pura setempat, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau yang dikenal dengan sebutan Turah Joko. Ditemui di Puri Agung Jro Kuta, Rabu (13/9) Turah Joko mengatakan pihaknya sudah sempat melihat video terkait retaknya tebing Pura Uluwatu yang viral dalam beberapa hari terakhir ini.
Pihaknya juga telah memastikan bahwa video yang beredar tersebut bukan video lama, namun merupakan video baru yang ditunjukan adanya penangkal petir di sebelah pelinggih meru. “Saya pastikan itu merupakan video baru,” katanya.
Retaknya tebing tersebut, diduga akibat peristiwa gempa yang terjadi pada 29 Agustus 2023. Saat itu, gempa cukup keras dirasakan di Bali. Kemungkinan karena gempa itu, terjadi pergeseran-pergeseran di tebing pura tersebut.
Dari informasi BMKG, gempa keras dengan magnitudo 7,1 terjadi pukul 03.55 WITA di wilayah Laut Jawa (Utara Lombok). Gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,94° LS ; 116,57° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 163 Km arah Timur Laut Lombok Utara, NTB pada kedalaman 525 km.
Terkait dengan keretakan tebing Pura Uluwatu, kata panglingsir Puri Agung Jro Kuta ini, bukanlah hal baru. Sejatinya retaknya tebing di Pura Uluwatu tersebut sudah lama diketahui dan bahkan sudah sampai terlihat ada retakan di utama mandala pura.
Karena itu, pihaknya selaku pangempon bersama pangemong pura dari desa adat setempat sempat membatasi umat yang sembahyang di utama mandala sekitar 40 orang. Di saat pujawali, pihaknya memecah kepadatan dengan melakukan persembahyangan di jaba tengah.
Seiring perjalanan waktu, 5 sampai 10 tahun terakhir ini, keretakan terlihat semakin parah. Bahkan, pihaknya sempat berkoordinasi dengan Kementerian BUMN saat dijabat Dahlan Iskan terkait lubang yang ada di tebing tersebut dan diteliti oleh tim dari ITS Surabaya.
Kini, kasus retaknya tebing tersebut kembali viral. Pihaknya kembali berkoordinasi dengan Pemkab Badung. Tim dari Pemkab Badung yang diatensi langsung Bupati Giri Prasta, telah turun langsung melihat kondisi tebing tersebut.
Bahkan, rencananya pada Selasa (19/9), tim dari PUPR Badung akan melakukan scan untuk melihat kondisi riil atas tebing tersebut. Diharapkan dengan teknologi tersebut, keretakan di tebing tersebut bisa diatasi dengan baik.
Selain itu, dalam waktu dekat juga akan dilakukan langkah preventif, yakni menempatkan pemecah gelombang di bawah tebing. Seperti yang dilakukan di Pura Tanah Lot. Hal ini dilakukan untuk memperkecil hempasan ombak ke tebing secara langsung.
“Mudah-mudahan dengan scan tersebut, akan dapat dilakukan penanganan yang maksimal, sehingga umat yang ingin bersembahyang ke pura yang terletak di ujung Pulau Bali tersebut tetap tenang dan nyaman. “Mari kita berdoa bersama, agar penanganan tebing di Pura Uluwatu bisa berjalan dengan baik,” harap Turah Joko. (Asmara Putera/balipost)