Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri acara Era Baru Biaya Logistik untuk Indonesia Emas 2045 di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (14/9/2023). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Sistem logistik merupakan salah satu kunci penting dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto.

“Kuncinya, sekali lagi logistik. Kalau logistiknya membaik maka investasi yang ditanam akan menghasilkan hasil yang lebih baik,” ujar Airlangga dalam acara Era Baru Biaya Logistik untuk Indonesia Emas 2045 di Jakarta, dikutip dari Kantor Berita Antara, Kamis (14/9).

Airlangga menyampaikan, pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kinerja logistik nasional melalui berbagai kebijakan, salah satunya dengan implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi sistem informasi antar instansi dan pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi logistik nasional.

Baca juga:  PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang

“Saya sangat mendukung target implementasi NLE yang penerapannya diperluas di 32 pelabuhan laut dan enam bandara untuk tahun 2023,” katanya.

Hasil evaluasi implementasi menunjukkan beberapa penerapan rencana aksi NLE sudah memberikan dampak positif, seperti Single Submission Pabean Karantina (SSm QC) yang berhasil mengefisiensi waktu hingga 22,37 persen. Tak hanya itu, SSm QC juga menghemat biaya sebesar 33,48 persen atau mencapai Rp191,32 miliar.

Baca juga:  Menuju World Class Airport, LIA Butuh Investasi Rp 3,7 Triliun

Lebih lanjut, kolaborasi antara Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kemenko yang melakukan perhitungan biaya logistik, telah memperlihatkan bahwa biaya logistik nasional Indonesia sebesar 14,29 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) untuk 2022.

Perhitungan ini dilakukan dalam rangka mengukur pencapaian sasaran kebijakan perbaikan sistem logistik nasional sebagai salah satu pendukung percepatan pertumbuhan perekonomian nasional.

Hasil perhitungan biaya logistik nasional akan menjadi pedoman pemerintah dalam penyusunan kebijakan peningkatan efektivitas sistem logistik dan rantai pasok nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Baca juga:  Terminal Ubung akan Direvitalisasi Seperti Bandara

Selain itu, biaya tersebut menjadi salah satu acuan dalam penilaian daya saing ekonomi oleh para pelaku usaha dan investor.

Lebih lanjut, Airlangga mendorong kolaborasi antar stakeholder agar penguatan logistik dan rantai pasok nasional tidak terbatas hanya pada integrasi sistem, tetapi juga infrastruktur dan sumber daya manusia. “Logistik itu efeknya ke mana-mana, termasuk dalam program penanganan inflasi. Ini diharapkan menjadi tools agar ke depan kita bisa menjaga inflasi agar pertumbuhan ekonomi kita bisa berkualitas,” kata Airlangga. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN