MANGUPURA, BALIPOST.com – Cuplikan video berdurasi 1 menit 47 detik terkait pembubaran tajen viral di media sosial (medsos), Selasa (19/9). Dalam video tersebut terlihat banyak bebotoh tajen mengenakan pakaian adat madya berkumpul di kebun karena penggerebekan tersebut. Lokasinya di salah satu pura wilayah Petang, Badung.
Dalam video itu disebutkan tajen digerebek polisi dan membuat para membotoh lari tunggang langgang. Bahkan mereka kabur ke kebun-kebun milik warga setempat.
“Situasi terkini, gawat, Badung, tajen dibubarkan, ayam diangkut. Dari Denpasar saya bawa ayam diangkut polisi. Bebotoh berhamburan lari tunggang langgang ke kebun-kebun. Badung gawat, tidak bisa ditoleransi harus diangkut. Sisa bebotoh masih duduk disini akan diambil menggunakan truk. Ngiring semeton sehobi tiarap ajak mekejang (mari teman sehobi tiarap semua),” kata perekam video tersebut.
Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya melakukan pembubaran tajen tersebut. “Kami bubarkan (tajen) karena awalnya untuk upacara adat tapi sudah melebihi dari ketentuannya (upacara adatnya), agar tidak disalahgunakan. Kami tidak ada mengamankan orang hanya bubarkan saja,” tegas AKBP Teguh.
Sementara informasi di lapangan, penggerebekan tajen tersebut berlangsung sore hari. “Ada upacara piodalan di pura tersebut dan ada tradisi menggelar tabuhrah. Saat pelaksanaan tabuh rah tersebut diawasi polisi dan ternyata melebihi ketentuan serta pesertanya makin banyak,” kata sumber.
Karena melebihi ketentuan tabuh rah dan bebotohnya makin banyak yang datang maka langsung dibubarkan oleh personel Polsek Petang dan Polres Badung. “Polisi hanya membubarkan saja, tidak ada mengamankan orang dan ayam. Mungkin ada ayam bebotoh terbang atau lepas saat pembubaran tersebut,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)