Oleh Luh Komang Merawati
Inovasi teknologi keuangan dunia berkembang sangat pesat, tak terkecuali di Indonesia. Dimulai dari penggunaan perangkat komputer sebagai pengganti catatan konvensional, era pemanfaatan internet hingga berbagai inovasi layanan keuangan digital yang dikenal saat ini dengan nama financial technology (fintech).
Tak bisa dipungkiri, pinjaman online berkembang seiring dengan berkembangnya financial technology (fintech). Fintech adalah bentuk usaha yang menyediakan layanan finansial dengan menggunakan perangkat lunak dan teknologi modern.
Tujuannya memudahkan masyarakat mengakses berbagai produk keuangan dan menyederhanakan proses transaksi. Alhasil, cukup dengan menunjukkan dokumen pribadi, seperti KTP, KK, NPWP dan slip gaji,
pinjaman online hadir menjadi pahlawan dalam menuntaskan berbagai problematika kehidupan menyangkut keuangan.
Namun, di balik berbagai kemudahan dan kepraktisan tersebut, keberadaan pinjaman online juga membawa polemik. Beberapa kasus pinjaman online ilegal menyeruak disertai aduan adanya ancaman fisik serta
psikis yang dihadapi oleh pengguna pinjaman online.
Intimidasi oleh debt collector yang bermuara pada stress dan kematian. Ribuan pengaduan masyarakat terkait intimidasi oleh pinjaman online telah diajukan kepada Satgas Waspada Investasi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang secara berkala melakukan pengawasan atas keberadaan pinjaman online ilegal.
Bahkan awal Agustus 2023 tercatat sebanyak 65 entitas keuangan telah dihentikan operasionalnya karena tidak
terdaftar memiliki ijin. Mengurai fenomena pinjaman online, maka film Sleep Call yang dibintangi oleh Laura Basuki cukup menarik perhatian banyak kalangan saat ini.
Film yang digarap oleh sutradara Fajar Nugros, bernuansa genre thriller, melibatkan banyak aktris serta aktor hebat. Laura Basuki sendiri memerankan sosok Dina, tokoh utama yang digambarkan sebagai seorang mantan pramugari namun terlilit utang pinjaman online (pinjol).
Film ini berhasil membangun kesan sepi dan sendiri yang dialami oleh Dina dibarengi dengan potret kehidupan urban Jakarta yang sesak dan penuh tuntutan. Bukan hanya kedalaman peran yang berhasil ditampilkan oleh Laura Basuki, namun film ini juga mengangkat isu kesehatan mental.
Film ini secara cerdas menghadirkan cerminan gaya hidup gen milenial dan gen Z. Gaya hidup gen milenial dan gen Z yang melek teknologi serta akrab dengan berbagai aplikasi termasuk aplikasi dating online. Salah satu ulasan
film bahkan menyebutkan bahwa film ini berhasil menarik pemirsa karena mengambil konteks yang relevan dengan penonton lokal sehingga penonton mampu berefleksi. Satu pesan penting yang hendak disampaikan oleh film ini adalah mengenai kesehatan mental.
Namun, di balik pesan kesehatan mental, ada satu pesan penting lagi yang .enurut penulis hendak disampaikan juga oleh penulis naskah, yakni tentang kesadaran (awareness) mengenai financial technology (fintech). Kesulitan yang dihadapi Dina berawal ketika ia terjerat dengan pinjaman online.
Fenomena banyaknya generasi muda yang terjebak pinjaman online adalah satu pesan penting yang perlu disikapi oleh masyarakat saat ini.
Film Sleep Call berusaha menyampaikan potret masyarakat yang terjerat pinjaman online. Rendahnya literasi keuangan pada masyarakat Indonesia masih menjadi catatanpentingnya edukasi mengenai fintech. Sisi positif fintech dalam menawarkan berbagai kemudahan layanan finansial, perlu disikapi secara bijak oleh masyarakat.
Oleh karena itu penting untuk memiliki pengetahuan
dalam menetapkan tujuan keuangan dan menghitung secara cermat rasio hutang den-mgan kemampuan finansial, sehingga jeratan akan pinjaman online dapat dihindari. Pengawasan dari otoritas yang berwenang terkait penyedia layanan fintech wajib dilakukan.
Masyarakat akan memiliki kesadaran mengenai hak dan kewajiban sebagai konsumen seiring meningkatnya pengetahuan akan teknologi keuangan. Karenanya belajar dari Sleep Call, film bukan hanya sekedar seni
pertunjukan, namun juga sarana pencapaian literasi, sumber daya lintas kurikulum yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Tentunya pencapaian pesan kepada masyarakat melalui media film menjadi hal penting yang
perlu diapresiasi.
Penulis, Mahasiswa PDIA 3 Universitas Udayana