Direktur PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Irwan Hidayat (tiga kiri), Rabu (20/9) menyerahkan dana bantuan untuk anak stunting yang bertempat di RS Ari Canti, Ubud. Bantuan diserahkan secara simbolis kepada Direktur RS Ari Canti dr I Putu Oka Dharmawan MARS, didampingi Direktur PT Ari Canti Husadha dr. I Wayan Aryawan MM. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Di 2030, Indonesia akan mencapai bonus demografi. Di sisi lain, angka anak yang mengalami stunting masih cukup tinggi. Untuk mengentaskan stunting dan mencapai bonus demografi yang maksimal, diperlukan upaya bersama. Demikian disampaikan Direktur PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Irwan Hidayat, Rabu (20/9) di sela-sela penyerahan dana bantuan untuk anak stunting di Gianyar yang bertempat di RS Ari Canti, Ubud.

Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat kepada Direktur RS Ari Canti dr I Putu Oka Dharmawan MARS, didampingi Direktur PT Ari Canti Husadha dr. I Wayan Aryawan MM. “Gagasan kami adalah memberikan bantuan itu langsung kepada
ibu-ibu. Setiap bulan, kami kirim (bantuan) dan (ibu penerima bantuan) setiap bulan harus memberi laporan kepada kami. Ada kemajuan atau tidak, berat badannya, dan kesehatannya,” ujar Irwan.

Baca juga:  Dari Pusat Setujui Hibah Pariwisata Bali hingga Penyumbang Pasien COVID-19 Sembuh Terbanyak

Irwan menambahkan bantuan ini merupakan bentuk dukungan dan penyelarasan program CSR dari Sido Muncul dengan pemerintah dalam rangka mempercepat
penurunan angka prevalensi stunting. Menurut Irwan, jika stunting tidak ditangani, bonus demografi yang diperoleh tidak akan maksimal.

Ia pun mengatakan terketuk untuk membantu karena pentingnya penanganan stunting demi masa depan Indonesia. “Penting sekali penanganan stunting ini. Jika generasi masa depan berkualitas, akan membawa dampak yang baik bagi bangsa,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan anak yang dibantu berjumlah 100 orang. Per masing-masing anak akan memperoleh dana sebesar Rp500.000 selama 4 bulan. Jadi totalnya per anak akan memperoleh bantuan dana gizi sebesar Rp2.000.000.

Selama 4 bulan program bantuan ini sudah berjalan, Irwan mengatakan pihaknya selain di Bali membantu sejumlah anak di Jakarta dan Semarang. Jumlah yang telah dibantu sejauh ini mencapai 313 orang. “Tahun ini, sudah tiga kali memberikan bantuan untuk anak stunting. Pertama di Jakarta, kemudian di Semarang dan hari ini di Bali. Kami harap angka penderita
stunting di Indonesia dapat segera turun, sehingga terbentuk generasi penerus bangsa yang sehat dan bebas stunting,” tutur Irwan.

Baca juga:  Putri Suastini Koster: Cegah Stunting Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Selain bantuan stunting, Irwan juga meresmikan Kios Sehat Sido Muncul Natural di RS Ari Canti. Kios Sehat ini merupakan kios kedua di Bali. “Kalau di Bali, yang pertama di RS Bali Mandara dan kedua di RS Ari Canti. Kami ingin mengenalkan obat herbal agar bisa mendukung kesehatan masyarakat. Harapannya agar produk Sido Muncul dapat digunakan sebagai pendamping pengobatan pasien. Selain di Bali, kami juga sudah menghadirkan Kios Sehat di RS Bung Karno Kota Surakarta, RSI Jakarta, RS Panti Wilasa Dr Cipto Semarang, dan RSU Banyumanik 2 Semarang,” kata Irwan dalam rilisnya.

Baca juga:  Angka Stunting Bali di Bawah Batas Nasional, Kabupaten Ini yang Tertinggi

Setelah peresmian Kios Sehat Sido Muncul Natural dan pemberian bantuan untuk anak stunting, Irwan juga menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Nasional yang diadakan RS Ari Canti. Irwan Hidayat hadir memperkenalkan produk Sido Muncul Natural pada Seminar Pelayanan Kesehatan Tradisional Terintegrasi yang mengusung tema “Penggunaan Herbal dalam Praktek Sehari-hari” ini.

Sementara itu, dr. Oka mengatakan pihaknya ingin berkontribusi dalam penanganan stunting. “Untuk itu, kami bekerja sama dengan Sido Muncul. Stunting kan karena kondisi gizi buruk. Untuk itu, kami berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan swasta untuk melakukan penanganan,” sebutnya.

Dari data yang dipaparkan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, angka stunting mencapai 11,1 persen di 2019. Angka ini mengalami penurunan pada 2021 menjadi 5,1 persen. Namun di 2022, angka stunting kembali meningkat menjadi 6,3 persen. (kmb/balipost)

BAGIKAN