Tangkapan layar Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin, dalam acara sampingan tentang TB, sebagai bagian dari agenda Pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB tentang Kesehatan, yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (22/9/2023). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Para pemangku kepentingan kesehatan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diajak bersama-sama untuk berhenti berdiskusi mengatasi Tuberkulosis (TB) dan beraksi untuk mengatasinya. Setidaknya, strategi itu berhasil diterapkan di Indonesia.

“Ayo, berhenti berkumpul dan berbicara. Mulai lah bekerja mengatasi TB,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin dalam acara sampingan tentang TB, sebagai bagian dari agenda Pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB tentang Kesehatan, yang dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (22/9).

Menkes Budi menegaskan, pertemuan dan diskusi tidak mampu mengentaskan TB. Sebab, peningkatan penemuan kasus TB di Indonesia dimulai dengan pergerakan, bukan obrolan.

Baca juga:  Hadapi Omicron, Sistem Kesehatan Nasional Cukup Siap

Dia mengungkapkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2022, melaporkan Indonesia diprediksi memiliki 969.000 kasus TB. Namun, pada saat yang sama, kasus TB yang terdeteksi di Indonesia baru mencapai sekitar 560.000 kasus.

“Lantas kemana yang 400.000?, akhirnya kami (Indonesia) berinisiatif untuk segera mengimplementasikan program untuk mencari kasus TB yang belum terungkap,” kata Menkes kepada audiens.

Dari implementasi sejumlah program tersebut, kata Menkes, terjadilah lonjakan deteksi TB menjadi sekitar 724.000 kasus. Hal tersebut menuai aplaus dari para audiens yang terdiri atas para pemangku kepentingan dunia di bidang TB.

Baca juga:  Menkes Beber Alasan Adanya Vaksin Gotong Royong Berbayar

Selain itu, sambungnya, hal tersebut juga mendorong sejumlah lembaga dan manufaktur kesehatan dunia untuk melakukan berbagai uji klinis di Indonesia, salah satunya adalah dalam bidang vaksinasi TB.

Menkes optimistis keterlibatan komunitas dengan banyak orang yang bekerja bersama untuk satu tujuan mengentaskan TB akan membuahkan hasil yang setimpal. “Itu adalah aset terbesar yang kita miliki. Harus dieksekusi, tapi secara bersama-sama, karena tidak mungkin dilakukan sendirian,” tegasnya.

Baca juga:  Penyemprotan Tidak Efektif Atasi Polusi Udara

Di Wikipedia, ungkap Menkes, terdapat berbagai informasi soal TB, yang dimulai sejak TB di fase awal, TB di zaman renaisans, TB di era 80-an dan 90-an, hingga sekarang. Informasi tersebut juga menyebutkan bahwa TB sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

“Satu lagi, kita harus berani bermimpi. Kalau kita bekerja sama, kita akan dapat menyaksikan bab baru di Wikipedia, yaitu The End of TB (berakhirnya TB),” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN