MANGUPURA, BALIPOST.com – Pergeseran perilaku masyarakat pascapandemi COVID-19 yang menitikberatkan isu terkait kesehatan, kebersihan, dan keamanan menjadi alasan digandrunginya konsep wellness. Produk-produk yang mengusung konsep wellness makin diminati karena masyarakat mulai sadar pentingnya menjaga kesehatan mental di tengah ketidakpastian dan kekhawatiran akan munculnya beragam penyakit pascapandemi COVID-19.
Makin digemarinya produk wellness, seperti perawatan tubuh, di antaranya shower gel, exfoliation gel scrub, bath bomb, body lotion, loofah soap, essential oil, dan aroma reed, membuat sejumlah jenama mengkhususkan diri pada produk berkonsep ini dengan bahan-bahan yang alami. Salah satunya Secret Garden.
Menurut Senior Sales and Marketing Manager Secret Garden, Fenny Sariajani, banyak sekali masyarakat yang kini sadar dengan kesehatan mental karena pandemi ini. “Secara riset, kita bekerja sama dengan partner untuk meneliti hal ini. Orang-orang bukan hanya memperhatikan kesehatan fisik saja, makanya produk wellness meningkat permintaannya,” paparnya.
Kebiasaan baru pandemi lainnya yang membuat produk wellness laku keras adalah berdiam diri di rumah dalam waktu lama. “Banyak yang suka stay at home, work from home. Makanya produk-produk untuk ketenangan jiwa, seperti aroma therapy, laku keras saat pandemi. Kami pun saat pertama kali meluncurkan produk aromatik,” ungkapnya ditemui di sela-sela pembukaan kembali gerainya di Seminyak Square.
Sejak 2016 hingga sekarang, jenama yang diluncurkan di Bali ini terus menghadirkan keindahan alam di setiap produk perawatan tubuh dan kulit. Produk wellness yang dihadirkan mencerminkan kekayaan tumbuh-tumbuhan di pulau Bali.
Saat ini, produk-produk tersebut sudah bisa ditemukan di tiga gerai, yaitu Seminyak Square, Ubud Market, dan Secret Garden Village di Tabanan. Ke depan, pihaknya akan membuka sejumlah gerai di Jakarta untuk menyasar generasi Z yang makin sadar dengan kesehatan jiwa.
Ia pun menjelaskan wisatawan mancanegara cukup banyak yang meminati produk wellness. “Kalau dari sisi konsumen, wisatawan mancanegara cukup banyak. Turis yang dari luar kontribusinya sangat besar, seperti dari USA, China, Spanyol, dan Australia. Mereka senang dengan produk yang mengedepankan alam dan wellness,” sebutnya.
Dari data Kementerian Koordinator Perekonomian, tak cuma produk perawatan diri yang kini mengarah ke konsep wellness. Wellness Tourism juga digandrungi.
Dengan tingginya animo masyarakat, potensi Wellness Tourism terhadap perekonomian global tercatat mengalami peningkatan dari USD 4,2 triliun di tahun 2017 menjadi 4,5 triliun di tahun 2019. Wellness Tourism juga diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang signifikan di 2022 menjadi USD 919,4 miliar dengan rata-pertumbuhan 7,5 persen per tahun dan mencakup 18 persen dari total pariwisata global. (Diah Dewi/balipost)