NEGARA, BALIPOST.com – Bedetan Kocing, bagi masyarakat Jembrana khususnya di pesisir merupakan menu lauk yang akrab disantap untuk menu harian. Kini makanan pendamping nasi ini naik kelas jadi salah satu produk unggulan UMKM khas Jembrana. Produk makanan berbahan dasar Ikan Lemuru (kocing) ini punya rasa yang khas, juga berprotein tinggi.
Proses pembuatan bedetan ini cukup sederhana menggunakan bahan dasar kocing hasil tangkapan nelayan di Jembrana. Sejatinya, bedetan kocing ini merupakan menu yang sengaja dibuat oleh para istri nelayan, antisipasi ketika musim paceklik ikan dialami. Pembuatan juga sangat bergantung dengan terik matahari, yakni dengan cara dijemur. Dengan dibuat bedet ini ikan lebih awet dan dapat dikonsumsi ketika masa sulit tangkapan ikan. Bedetan kocing juga nikmat sebagai lauk nasi, dan biasanya dicampur dengan sambal sere dan di-bejek (penyet).
Proses pembuatan bedetan kocing ini sebenarnya cukup mudah dengan bahan baku kocing atau ikan lemuru. Proses pembuatan mulai dari bahan ikan yang dipotong dan dibersihkan, termasuk sisik dan tulang. Berlanjut ikan kocing yang sudah bersih direndam dengan air dan cuka. Agar dipastikan juga tidak ada darah saat direndam. Baru kemudian proses pencampuran bumbu berlanjut penjemuran dengan memanfaatkan sinar matahari.
Hal ini hasilnya nanti tidak muncul bau amis. “Setelah dijemur, dikemas dan tinggal digoreng saja untuk penyajian. Kami kreasikan dari kelompok wanita dengan menyediakan variasi pedetan mulai rasa balado, jagung bakar, barbeque, original, hingga pedas manis yang dicampur kacang tanah,” ujar Ni Wayan Muliarni, Ketua Kelompok Wanita Tani Pedetan Perancak.
Khusus pedetan Perancak memiliki rasa yang gurih dan bumbunya yang nikmat khas Bali. Dan di tangan terampil dan inovatif ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok wanita di desa Perancak, bedetan kocing kini menjadi kudapan khas Jembrana dan oleh-oleh. Selain dikemas lebih menarik, juga dengan variasi rasa dengan tidak meninggalkan rasa khas bedetan.
Melalui proses ini, juga memberikan manfaat ekonomi khususnya usaha kecil menengah. Dibandingkan dengan harga ikan Lemuru mentah, Rp 5 ribu per kilogram dengan diolah menjadi bedetan dan dikemas oleh-oleh menjadi Rp15 ribu per bungkus dengan berat bersih di bawah sekilo. Bedetan Perancak juga kini telah dibantu penjualan dari Pemerintah Daerah ke sejumlah outlet atau toko oleh-oleh dan pameran. Baik di Jembrana maupun luar Jembrana. Khusus di Jembrana disediakan di Gedung Sentra Tenun Jembrana. (Surya Dharma/balipost)