Desa Kapal, Kelurahan Kapal, Badung, kembali menggelar Aci Rah Pengangon atau Perang Tipat-Bantal. Tradisi yang digelar di depan Pura Desa Lan Puseh pada Jumat (29/9) diikuti oleh ribuah krama adat Kapal. (BP/par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Desa Kapal, Kelurahan Kapal, Badung, kembali menggelar Aci Rah Pengangon atau Perang Tipat-Bantal. Tradisi yang digelar di depan Pura Desa Lan Puseh pada Jumat (29/9) diikuti oleh ribuah krama adat Kapal.

Bendesa Adat Kapal, I Ketut Sudarsana mengatakan tradisi sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan atas kehidupan yang diciptakan-Nya serta berlimpahnya hasil panen di Desa Kapal, dihadiri oleh ratusan krama adat setempat. “Aci Tabuh Rah Pengangon dilaksanakan setahun sekali bertepatan dengan purnama kapat. Tradisi ini sudah ada sejak dulu dan dilaksanakan pertama kali tahun 1339 masehi. Tujuan tradisi ini guna memohon kehadapan Ida Bhatara yang berstana di Pura se-Desa Adat Kapal agar menganugerahkan keselamatan dan kesejahteraan bagi krama Desa,” ungkapnya.

Baca juga:  Dua Pantai Ini Kebanjiran Sampah Plastik

Menariknya, Bendesa Adat Kapal sempat dipanggil pihak kepolisian untuk mengklarifikasi kegiatan yang diselenggarakan. Pasalnya, kepolisian mengira pihak desa menggelar sabung ayam (tajen). “Saya sempat dimintai klarifikasi oleh kepolisian karena surat yang saya sampaikan menyelenggarakan aci tabuh rah, jadi dikira kami menggelar tajen,” ungkapnya.

Persembahan tersebut diwujudkan dengan mempertemukan purusa dan predana disimbolkan tipat dan bantal sehingga lahirlah tradisi aci tabuh rah pengangon. “Pertemuan purusa dan predana akan melahirkan kehidupan baru,” imbuhnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Ini, Pesan Wagub Terkait Pengelolaan Pura Agung Besakih
BAGIKAN