Ni Wayan Yulianita Dewi. (BP/Istimewa)

Oleh Ni Wayan Yulianita Dewi

Blue carbon ecosystem (ekosistem karbon biru) merujuk pada ekosistem laut seperti hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang. Ekosistem karbon biru memiliki peran penting dalam penyerapan dan penyimpanan karbon dalam jangka panjang sehingga membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

Ekosistem karbon biru juga memiliki peran penting untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati laut serta melindungi wilayah pesisir dari dampak badai dan abrasi. Selain memiliki manfaat bagi lingkungan, ekosistem karbon biru juga memiliki potensi yang besar untuk menjadi peluang bisnis berkelanjutan.

Bisnis berkelanjutan merupakan pendekatan bisnis yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang seimbang dengan memperhatikan kesejahteraan sosial dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Contoh peluang bisnis berkelanjutan dengan memanfaatkan ekosistem
karbon biru antara lain: peluang bisnis dalam industri perikanan dan akuakultur, wisata bahari dan perusahaan energi yang mengembangan sumber energi baru terbarukan.

Baca juga:  Endek Duta Budaya Bali

Ekosistem karbon biru jika dikelola secara berkelanjutan akan dapat mendukung kegiatan perikanan dan akuakultur. Ekosistem karbon biru menyediakan habitat dan tempat berlindung bagi berbagai spesies ikan dan biota laut lainnya. Ikan dan biota laut lainnya menjadi sumber daya penting dan memiliki nilai ekonomi tinggi
dalam industri perikanan dan akuakultur.

Hutan mangrove yang dikelola dengan memperhatikan
pelestarian alam dan budaya lokal memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata yang menarik. Wisatawan bisa menikmati keindahan dan keberagaman ekosistem pesisir serta mendapatkan edukasi tentang peran ekosistem karbon biru dalam mitigasi perubahan iklim.

Ekosistem terumbu karang dan padang lamun yang sehat memiliki potensi menjadi daya tarik wisata bawah air yang bisa menarik wisatawan domestik dan luar negeri. Pemanfaatan ekosistem karbon biru sebagai
peluang bisnis berkelanjutan memerlukan kemitraan kolaboratif antara pemerintah, organisasi non pemerintah, pelaku bisnis, akademisi dan masyarakat.

Baca juga:  Majukan Wisata Belanja

Pemerintah sebagai regulator perlu melakukan kerja sama dengan akademisi dan organisasi non pemerintah untuk melakukan kajian tentang pemanfaatan ekosistem karbon biru untuk bisnis berkelanjutan. Hasil kajian ini kemudian digunakan sebagai dasar dalam menyusun regulasi yang mengatur tentang tata kelola
dan pemanfaatan ekosistem karbon biru untuk bisnis berkelanjutan.

Pelaku bisnis memiliki peran sebagai investor dalam pengembangan bisnis dan praktik bisnis berkelanjutan yang memanfaatkan ekosistem karbon biru. Pelaku bisnis dalam menjalankan aktivitas usahanya bisa mengalokasikan dana corporate sicial responsibility (CSR) perusahaan untuk mendukung pelaksanaan berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat, konservasi, dan pelestarian kawasan pesisir.

Pelaku bisnis bisa melakukan kerja sama dengan akademisi dan organisasi non pemerintah untuk melakukan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat pesisir tentang pemanfaatkan ekosistem karbon biru secara berkelanjutan. Pemanfaatan ekosistem karbon biru untuk bisnis berkelanjutan dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat pesisir dan pemerintah.

Baca juga:  Hari Aksara Bali

Pemanfaatan ekosistem karbon biru untuk bisnis berkelanjutan dapat mendorong pengembangan infrastruktur pesisir, seperti pelabuhan, dermaga, fasilitas penyimpanan dan pengolahan ikan. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi nelayan untuk meningkatkan produksi dan distribusi hasil tangkapan mereka.

Pemanfaatan ekosistem karbon biru untuk bisnis berkelanjutan juga dapat menciptakan peluang kerja di sektor pariwisata bahari, perikanan, pengelolaan tambak, dan industri lain yang terkait. Hal ini akan membantu mengurangi tingkat pengangguran di komunitas nelayan dan wilayah pesisir.

Pemanfaatan ekosistem karbon biru untuk bisnis berkelanjutan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Pemanfaatan ekosistem biru untuk bisnis berkelanjutan akan dapat berkontribusi
pada pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan dan memperkuat perekonomian lokal.

Penulis, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Akuntansi FEB Universitas Udayana

BAGIKAN