Kolam ikan di BBI Sidembunut. (BP/Ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Produksi benih ikan nila pada Balai Benih Ikan (BBI) milik Pemkab Bangli mengalami penurunan. Hal itu terjadi akibat dampak terjadinya longsoran di saluran irigasi yang menutup pasokan air ke salah satu unit BBI.

Unit BBI yang mengalami gangguan pasokan air berada di Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku. Sudah dua bulan pasokan air ke BBI tersebut tertutup total. Untuk keamanan induk ikan, Dinas PKP Bangli memindahkannya ke kolam pembibitan di BBI sentral yang berlokasi di Lingkungan Sidembunut, Kelurahan Cempaga.

Baca juga:  Kebakaran Hutan Mengancam, BPBD Siaga di Gunung Agung

Kabid Perikanan, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Agus Wirawan mengungkapkan, jumlah ikan yang dipindah sementara dari BBI unit Yangapi sebanyak tiga paket atau 1200 ekor. Selama menempati kolam di BBI Sidembunut, ikan tersebut tidak dipijahkan karena ketersediaan kolam terbatas. Imbasnya produksi benih ikan menurun. “Satu paket itu biasanya bisa menghasilkan 50 ribu benih ikan dalam satu siklus panen (dua Minggu). Jadi sudah dua bulan, produksi benih ikan turun,” jelasnya, Senin (2/10).

Baca juga:  Antisipasi Nusa Penida Jadi Kuta Kedua, Perlu Ada "Grand Design" Pariwisata

Meski demikian, Agus menyebut penurunan produksi benih ikan akibat terganggunya pasokan air di BBI unit Yangapi tidak terlalu signifikan. Untuk memenuhi permintaan benih ikan, Dinas PKP Bangli selama ini menerapkan sistem antre. Sebab diakui permintaan benih dari pendeder lebih tinggi dibanding benih yang mampu diproduksi di BBI. Karena itu pendeder dan pembudidaya ikan di Bangli masih harus mendatangkan benih dari kabupaten lainnya. “Akhir-akhir ini jumlah pendeder semakin banyak. Sekarang ada 16 kelompok pendeder,” ujarnya.

Baca juga:  BPOM Cabut Izin Edar Sirop Produksi PT REMS

Meningkatnya jumlah pendeder tidak terlepas dari lancarnya aktifitas budidaya ikan di Danau Batur. Kata Agus sepanjang tahun 2023 ini letupan belerang atau upwelling yang terjadi di Danau Batur tidak terlalu besar dan berdampak terhadap ikan, sehingga aktifitas budidaya ikan di keramba jaring apung (KJA) tidak terganggu.

Untuk memenuhi kebutuhan benih ikan, Agus mengaku pihaknya akan terus berupaya mengoptimalkan BBI. Salah satunya dengan melakukan peremajaan induk ikan yang sudah tidak produktif. (Dayu Swasrina/Balipost)

 

BAGIKAN