Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Perhatian khusus Megawati Soekarnoputri terhadap lahan pertanian di Bali, menjadi tantangan tersendiri dalam upaya menjaga areal pertanian dari ancaman alih fungsi lahan. Pj. Gubernur Bali, Mahendra Jaya juga memberi penekanan program dan kebijakan pemerintah daerah mestinya terus diperkuat mendukung aktivitas pertanian.

Di Kabupaten Klungkung, Pemkab Klungkung terus mendistribusikan pupuk organik secara gratis ke seluruh subak di Klungkung. Ini sebagai upaya untuk mendukung program pertanian organik yang dicanangkan Pemprov Bali.

Pupuk organik ini merupakan hasil produksi dari TOSS Center. Sampah-sampah organik, dikelola menjadi pupuk organik, kemudian hasilnya dibagikan ke setiap subak secara gratis. Ini linier dengan visi pembangunan pertanian berkelanjutan Pemkab Klungkung. Pupuk organik ini sangat berguna untuk mengembalikan unsur hara tanah, guna meningkatkan produktivitas petani dengan sistem pertanian organik.

“Bagi subak yang serius melestarikan areal pertanian dan terus berupaya untuk meningkatkan produktivitasnya, akan didukung sepenuhnya oleh pemerintah daerah dengan bantuan pupuk organik ini secara gratis. Manfaat lainnya, kalau sampah organik sudah terserap semua untuk pupuk kompos, maka harga hasil pertanian organik, tidak terlalu mahal dan semua bisa menikmati hasil panen yang berkualitas,” kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Selasa (3/10).

Baca juga:  Alih Fungsi Lahan Mengancam, Produksi Padi di Denpasar Masih Tinggi

Distribusi pupuk organik hasil olahan TOSS Center ini dilakukan secara rutin kepada seluruh subak di seluruh kecamatan. Produksinya cukup tinggi, rata-rata 2-3 ton per hari. Baik yang berjenis pupuk metode Osaki Jepang, maupun yang dicampur dengan Black Gold. Kedua pupuk organik ini telah diujicobakan kepada sejumlah tanaman pertanian (padi, jagung, kedelai, bawang dan cabai). Ini terbukti cukup berhasil meningkatkan hasil produksi pertanian. Sehingga pendistribusiannya terus dilakukan pada lahan-lahan subak lainnya di Klungkung.

Agar pemanfaatan pupuk organik ini tepat sasaran dan efektif, Bupati Suwirta menugaskan Kepala Dinas Pertanian untuk terus mendata subak yang serius menekuni pertanian organik, agar terus mendapat dukungan pupuk organik ini secara rutin. Karena TOS Center sendiri terus berproduksi, dari mengolah sampah menjadi pupuk organik. Dia berharap subak bisa serius menekuni pertanian organik, sehingga pihaknya secara berkelanjutan akan membantu dengan pendistribusian pupuk organik.

“Memang kebutuhan akan pupuk organik akan menjadi sangat tinggi, namun dengan keberadaan TOSS Center dan TPS3R di masing-masing desa, saya yakin bisa menyuplai pupuk organik ini ke subak-subak yang serius. Inilah salah satu upaya Pemkab Klungkung dalam mendukung mewujudkan mimpi pemerintah Provinsi Bali, yaitu program pertanian organik,” tegas Bupati Suwirta.

Baca juga:  Bangli Belum Miliki Perda Jalur Hijau

Kelian subak Pegatepan Nengah Sirna, belum lama ini, mengatakan Subak Pegatepan memiliki luas 173 hektar dengan jumlah anggota 375 orang. Kedepan, pupuk organik ini diakui sangat bermanfaat bagi petani karena akan memberikan hasil yang lebih cepat lebih banyak dan lebih baik. Melihat besarnya manfaat pupuk organik ini, dia menegaskan terus mengajak anggota subak yang lain untuk lebih serius menggarap pertanian organik. Selain mengurangi biaya pembelian pupuk juga hasilnya yang lebih baik dan berkelanjutan.

Buleleng Berikan Insentif

Sementara itu Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng di tahun 2023 ini sudah merancang program insentif kepada para petani di Buleleng. Insentif yang diberikan mulai dari subsidi pupuk hingga perbaikan saluran irigasi pertanian di sejumlah daerah.

Hal itu diungkapkan langsung Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng Made Sumiarta Selasa (3/10 ) kemarin. Bahkan menurut sumiarta, insentif yang diberikan ini merupakan program rutin setiap tahunnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk alih fungsi lahan pertanian, hingga membangkitkan kembali minat masyarakat untuk Bertani.

Baca juga:  Kadus Keluhkan Warna Beras Rastra Menguning

“Insetif rutin kita berikan setiap tahunnya. Kalau pupuk itu kita dibantu dari Kementrian, sedangkan untuk saluran irigasi dari APBD Buleleng. Itu nanti disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah,”terangnya.

Lanjut Sumiarta saat ini guna  mencegah resiko kerugian petani padi saat mengalami musibah gagal panen, pihaknya sudah menjalankan program asuransi pertanian dan peternakan. Dengan adanya asuransi ini tentu sangat dirasakan manfaatnya oleh petani, oleh karena jika terjadi gagal panen segera mendapat klaim sehingga segera bisa memperoleh modal untuk melanjutkan usaha taninya.

“sosialisasi ke kelompok – kelompok tani terus dilakukan, agar ke depan para petani melakukan mitigasi risiko untuk masa tanam berikutnya dengan memberikan data terkait gagal panen yang dialami petani,” pungkas Sumiarta.

Bahkan Dinas Pertanian Buleleng menargetkan akan mengasuransikan 2.000 hektare lahan sawah yang ada di Buleleng. Di sisi lain, beber dia, kendati keikutsertaan petani dalam program asuransi masih minim, antusiasme petani mengikuti program ini pada tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan juga terjadi pada jumlah klaim yang dibayarkan pada program asuransi setiap tahunnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN