DENPASAR, BALIPOST.com – Operasi TPST Kesiman Kertalangu yang sempat dihentikan akibat menimbulkan bau tak sedap, kini sudah mulai diuji coba lagi. Uji coba ini dilakukan setelah pihak pengelola telah melakukan sejumlah perbaikan dan pola penanganan bau.
Hanya saja, saat ini masih ada warga yang mencium bau tak sedap, meski tidak sekeras sebelumnya. Terkait masih adanya laporan bau tersebut, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Kamis (5/10) mengatakan, Pemkot Denpasar akan segera memanggil pengelola.
Pihaknya akan meminta pengelola lebih menyempurnakan lagi alatnya dan mencari pola untuk menghilangkan bau tersebut.
“Kemarin Bapak Sekda sudah turun meninjau kesiapan TPST Kesiman Kertalangu tersebut, dan masih ada laporan dari masyarakat di Biaung terkait bau. Namun bau itu sesuai arah angin dan tidak seperti sebelumnya,” kata Kadek Agus.
Dikatakan, pengelola telah berkomitmen jika di akhir tahun 2023 bisa beroperasi secara penuh. Selain itu, pihaknya juga mengaku akan berkomitmen terkait dengan kenyamanan masyarakat sekitar. “Kami memang memiliki komitmen dalam menangani sampah, namun kami juga akan memperhatikan kenyamanan masyarakat sekitar,” katanya.
Arya Wibawa menambahkan jika saat ini semua pola tengah dilakukan oleh pengelola untuk perbaikan. Apalagi menurutnya, ketiga TPST yang ada di Kota Denpasar merupakan pertama yang ada di Indonesia. “Sehingga penyempurnaan dan perbaikan akan terus dilakukan, karena ini pertama di Indonesia,” katanya.
Pihaknya menambahkan, setelah TPST Kesiman Kertalangu barulah diterapkan di TPST Tahura Ngurah Rai dan TPST Padangsambian Kaja. Sementara itu, untuk TPST Tahura Ngurah Rai ditarget beroperasi akhir Oktober dan TPST Padangsambian Kaja beroperasi November 2023. “Nanti yang di Padangsambian Kaja karena berdekatan dengan sekolah dan pemukiman warga, kami harus benar-benar perhatikan,” katanya.
Namun menurutnya, dua TPST di Kesiman Kertalangu dan Tahura Ngurah Rai sudah mampu mengatasi volume sampah harian di Kota Denpasar. Pasalnya, volume sampah per hari rata-rata 850 ton per hari. Sementara untuk kapasitas TPST Kesiman dan Tahura Ngurah Rai 900 ton.
Sebelumnya, Direktur Utama Bali CMPP, Made Wahyu Wiratma mengakui bahwa proses pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu menimbulkan dampak bau yang dikeluhkan masyarakat. Bali CMPP terus berusaha memaksimalkan mengatasi keluhan masyarakat ini. Hal ini dilaksanakan dengan Pembuatan Instalasi Pengolahan Bau Sampah. (Asmara Putera/Balipost)