MANGUPURA, BALIPOST.com – Penghuni bedeng di Jimbaran, Kuta Selatan (Kutsel), Badung, Kamis (5/10) panik. Pasalnya tempat tinggal mereka dilalap si jago merah.
Ada 38 kamar masing-masing milik Nur Zaini, Sunaji, Slamet, Ibu Sum, Sahari dan Ibu Sur, tinggal puing. Akibat kejadian ini mengakibatkan kerugian setengah miliar rupiah.
Saat dikonfirmasi terkait kejadian ini, Kapolsek Kutsel Kompol Nyoman Karang Adiputra mengatakan, kejadiannya pukul 15.30 WITA. Lahan tersebut milik Ketut Sucita.
Dari keterangan Jefri Umbu Karai (24), buruh proyek asal Sumba Timur, NTT, pada saat ia bersama beberapa temannya mengobrol dikejutkan kobaran api bersumber dari salah satu kamar kos. Jefri bersama teman-temannya berusaha masuk kamar sepupunya untuk menyelamatkan beberapa barangnya. “Saksi (Jefri ) juga melihat api sudah membakar kamar sebelah sepupunya. Selain itu dilihat asap tebal juga mengepul dari beberapa kamar lainnya,” ujarnya.
Jefri langsung mengamankan barang sepupunya yang bisa diselamatkan seraya meminta tolong orang-orang sekitar mengingat api semakin besar.
Sedangkan menurut Nanak (65) asal Bandung, Jawa Barat dan tinggal di TKP, ia kaget mendengar warga Sumba teriak meminta tolong karena kebakaran dan juga api semakin besar. Nanak langsung minta tolong kepada warga sekitar pemukiman untuk memadamkan api.
Karena api semakin besar akhirnya Nanak berusaha menyelamatkan barang-barang rumahnya.
Sementara Wayan Suandira (56) mendengar adanya ledakan diduga sumbernya dari tabung gas elpiji. Selanjutnya api bertambah besar dan membakar beberapa bangunan bedeng yang berdekatan.
Api dapat dipadamkan pukul 17.40 WITA oleh petugas pemadam Kabupaten Badung dengan mengerahkan lima unit mobil.
Akibat kejadian itu, 13 kamar kos-kosan milik Nur Zaini, lima kamar milik Sunaji, Slamet alias Pak Agus 16 kamar, Ibu Sum satu kamar, Sahari 2 Kamar dan Ibu Sur satu kamar, ludes terbakar. “Kebakaran ini diduga disebabkan korsleting listrik di salah satu kamar bedeng tersebut. TKP merupakan bedeng pemukiman warga sangat berdekatan sehingga membuat bara api semakin besar dan cepat menyebar,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)