Diseminasi Kebijakan: Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN) sebagai Strategi Mendorong Pembangunan Kepariwisataan di Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan di Grand Inna Bali. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejak diluncurkan akhir 2022, Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN) terus disosialisasikan sebagai strategi untuk mendorong pariwisata berkelanjutan. Indeks ini pula dinilai mampu meningkatkan peringkat Indonesia pada Travel and Tourism Development Index (TTDI).

Direktur Manajemen Kemenparekraf, Ika Kusuma Permana Saru, Rabu (11/10), mengatakan IPKN sebagai strategi mendorong kepariwisataan di daerah yang berkelanjutan. Ia mengatakan saat Dialog Kebijakan sebagai rangkaian Diseminasi Kebijakan: Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN) sebagai Strategi Mendorong Pembangunan Kepariwisataan di Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan di Grand Inna Bali, IPKN diluncurkan pada 2022. Saat ini dibahas persiapan IPKN untuk 2024.

Menurutnya, penyelenggaraan kegiatan ini menjadi strategi yang dapat mendorong kepariwisataan yang Tangguh dan berkelanjutan. IPKN digunakan sebagai monitoring dan evaluasi di beberapa daerah dan telah diselaraskan dengan Kemendagri untuk indeks pengelolaan daerah.

Baca juga:  Ini Alasannya, Penanganan Kawasan Bung Tomo Jadi PR Terberat Satpol PP Denpasar

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Dessy Ruhati menjelaskan, IPKN akan terus berjalan menjadi indikator yang penting dalam pembangunan kepariwisataan. Indeks IPKN terdiri dari 5 indeks , 17 pilar dan 112 indikator dengan melihat kondisi ekonomi, pembangunan sosial serta resiliensi sektor kepariwisataan.

Dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI), Indonesia meraih peringkat 32 dari 117 negara. Capaian tersebut meningkat 3,4% dari 2019 dan Indonesia termasuk negara dengan peningkatan peringkat paling tinggi. “TTDI ini masuk ke RPJMN untuk langkah strategis meningkatkan citra pariwisata Indonesia. Acuan strategis untuk pembuat kebijakan, pelaku usaha dan stakeholder terkait. Turunan TTDI adalah IPKN,” ujarnya.

Baca juga:  Dibantah! Pemberitaan Media Australia Ada Peningkatan Kasus JE di Bali

Indonesia pun menduduki peringkat kedua setelah Singapura, bahkan dapat melampaui Thailanda dan Malaysia. Tahun 2024, Indonesia menargetkan peningkatkan peringkat TTDI ke rangking 29, naik 4 peringkat.

Dessy menjelaskan, IPKN dicetuskan menumbuhkan kesadaran nasional akan pentingnya pembangunan ekosistem kepariwisataan di Indonesia. Sementara pariwisata belum menjadi konkuren wajib di beberapa daerah. Padahal pariwisata bidang yang menghasilkan devisa terbesar kedua di Indonesia.

Meski demikian, pihaknya terus memajukan pembangunanan kepariwisataan di Indonesia dan berharap Pemda juga mendorong daerahnya mewajibkan pariwisata sebagai konkuren, walaupun itu pilihan. “Namun pariwisata dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan daerah,” ujarnya.

Baca juga:  Januari-Mei 2024, Kinerja Bank BPD Bali Tumbuh Positif

Menparekraf Sandiaga Uno dalam sambutannya menyampaikan, Indonesia telah menjadi sorotan dunia dengan lompatan 12 peringkat pada TTDI 2021. “Tahun ini kita masuk dalam masa penilaian, peringkat kita harus lebih baik sebagaimana target yang ditetapkan pada RPJMN” kata Sandiaga.

IPKN diusung dengan indikator yang bersifat multisektor sebagaimana indikator pada TTDI. Program ini bertujuan untuk menimbulkan kesadaran nasional akan pentingnya pembangunan kepariwisataan nasional dan dapat menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan kepariwisataan daerah.

“Saya berharap seluruh jajaran Pemerintah Provinsi melalui koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait dapat berkomitmen, berinovasi, berkolabor-aksi, dan mendorong pengembangan potensi ekosistem kepariwisataan di wilayah masing-masing dengan memperhatikan indikator IPKN,” kata Sandiaga. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN