NGUNGSI-Suasana pengungsi di Kantor Lurah Serangan akibat TPA terbakar. (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Memasuki hari keempat kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Suwung, Denpasar Selatan belum juga berakhir. Asap masih mengepul pertanda api belum padam.

Karena itu, sejumlah warga yang tinggal dekat TPA mulai mengalami gangguan pernafasan serta mata perih akibat terpapar asap yang cukup tebal. Beberapa warga yang tak kuat terpapar asap, memilih pengungsi ke Kantor Lurah Serangan.

Sejak Jumat (13/10) hingga Minggu (15/10) telah tercatat 63 orang yang memilih mengungsi ke Serangan. Menariknya, ketika siang banyak warga yang memilih kembali ke rumahnya dekat TPA untuk bekerja memilah sampah plastik. Terutama para pria yang masih bisa tetap bekerja di siang hari.

Baca juga:  Tambahan Naik dari Sehari Sebelumnya, Kumulatif Kasus COVID-19 Bali Lampaui 38 Ribu

Sedangkan untuk para ibu dan anak-anak lebih memilih untuk tetap tinggal di pengungsian. Sebagaimana yang dituturkan Sunimen dan Nyoman Rai di pengungsian.

Mereka bersama beberapa teman-temannya tetap memilih tinggal di pengungsian, ketika asap tebal menerpa permukimannya yang berada di bawah TPA. Terlebih, dirinya memiliki riawat asma yang sangat rentan kumat bila terpapar asap. “Asma saya takut kambuh bila kena asap, sehingga memilih tinggal di sini,” ujarnya.

Baca juga:  Zona Merah Ini Sumbang Korban Jiwa Terbanyak, Tertua 78 Tahun

Hanya saja, kata Sunimen, ketika berada di pengungsian, penghasilannya sehari-hari dari mulung sampah plastik di TPA harus libur. Dampaknya, pendapatannya akan berkurang. Bila ia bersama-sama teman-temannya menjadi pemulung, bisa mendapatkan Rp 100 ribu lebih sehari. “Kadang-kadang bila banyak, bisa dapat Rp 150 ribu,” katanya.

Dia mengungkapkan, di sekitar TPA ada 500 orang yang tinggal dan terdampak. Namun kebanyakan dari mereka memilih bertahan di rumah. “Kalau bapak-bapak tetap kerja menyortir sampah. Biar ada pendapatan untuk bekal anak-anak,” katanya.

Baca juga:  Menyeberang ke Bali, Siswa SMP Jatuh dari Kapal di Selat Bali

Terkait dengan konsumsi, para pengungsi tidak masalah. Karena suplay makanan sangat memadai.

Sebelumnya, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara memastikan bila warga yang mengungsi akan ditangani Dinas Sosial. Bahkan, pihaknya sempat meminta kepada Lurah Serangan, Wayan Karma untuk mencari kos-kosan untuk warga yang mengungsi. Namun, Lurah Serangan menyatakan sudah ada tempat di Kantor Lurah yang bisa dipakai untuk menjadi tempat bagi warga yang mengungsi. (Asmara Putera/Balipost)

BAGIKAN