Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) bersama Presiden Joko Widodo (tengah) dan bacapres Ganjar Pranowo (kiri) mengikuti pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023). (BP/Dokumen Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kemesraan keluarga Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati kini hilang pasca peristiwa politik yang terjadi menjelang perhelatan Pemilu 2024. Hubungan PDI Perjuangan yang mendukung Jokowi dalam memperoleh kekuasaan, kini mulai merenggang.

Dua anak Jokowi, Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka, dengan tegas dan jelas sudah tidak bersama PDIP lagi. Kaesang Pangarep kini menjadi Ketua PSI, dan Gibran Rakabuming yang menjadi Walikota Solo diusung oleh PDIP, kini bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju, menjadi Cawapres Prabowo Subianto, yang akan menjadi rival dari pasangan Capres dan Cawapres dari PDIP.

Sebenarya, keretakan hubungan antara Jokowi dan Megawati sudah terlihat saat dilakukan pengumuman bakal calon wakil presiden dari PDIP. Kala itu, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengumumkan Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang mendampingi Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 tanpa kehadiran Jokowi.

Baca juga:  PPP Serahkan Hasil Rapimnas ke PDIP

PDI Perjuangan pun seolah telah mempertegas sikap politiknya dengan Joko Widodo. Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, pengumuman Mahfud MD selaku bakal cawapres pendamping Ganjar di saat Presiden Joko Widodo sedang melakukan lawatan luar negeri, bisa dimaknai PDIP ingin secara tegas memutus ketergantungan politiknya pada figur Joko Widodo, katanya sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (18/10).

Dosen Universitas Paramadina itu berpendapat tidak dilibatkannya Jokowi dalam pengambilan keputusan penentuan cawapres Ganjar, seolah mempertegas sikap PDIP yang ingin membuktikan mesin politiknya yang independen, tetap kokoh, dan tidak lagi bergantung kepada ketokohan dan populisme Jokowi.

Baca juga:  Pemerintahan Bali ke Depan, Ambil Keputusan akan Lebih Cepat

Bahkan kata dia, hal itu juga dikonfirmasi oleh penundaan pemanggilan putra Jokowi Gibran Rakabuming Raka oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto, terkait wacana pencawapresannya setelah keluar putusan Mahkamah Konstitusi (MK). “PDIP tidak lagi mempertimbangkan variabel Jokowi dalam menjalankan mesin politiknya,” katanya.

Namun terhadap kesan keretakan tersebut, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan bahwa partai berlambang banteng moncong putih itu tak pecah kongsi dengan Presiden Jokowi. “Tidak ada sama sekali pecah kongsi. Semuanya baik-baik saja,” ujar Puan kepada awak media.

Ia menjelaskan, kedua belah pihak saling menghormati dan menghargai. Hal ini juga sesuai pernyataan Jokowi kalau urusan capres dan cawapres merupakan urusan partai politik. “Jadi, ini merupakan hal daripada partai politik, yaitu PDI Perjuangan bersama partai yang bersama dengan PDI Perjuangan ada partai Perindo, Hanura dan PPP,” jelasnya.

Baca juga:  Belum Optimal, Presiden Instruksikan Percepatan Serapan Stimulus Penanganan COVID-19

Sementara Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya tidak memihak dan akan mendukung semua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. “Dukung semuanya untuk kebaikan negara ini,” kata Presiden Jokowi usai menjadi Pembina Upacara Hari Santri di Tugu Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10).

Mengenai apakah sang anak Gibran Rakabuming Raka cocok jika dipasangkan dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024, Jokowi mengatakan seluruh pasangan calon yang maju pada Pilpres 2024 cocok. (Agung Dharmada/Balipost)

BAGIKAN