MANGUPURA, BALIPOST.com – Manggala Utama Pakis Bali, Putri Suastini Koster menekankan pentingnya krama istri menjaga adat, budaya, seni, hingga lingkungan. Hal ini disampaikannya saat menghadiri sekaligus menjadi narasumber dalam acara Banglor Festival 2023 yang mengusung tema “Mukti Ksatrya Mautama” di Desa Sibangkaja, Abiansemal, Badung, Sabtu (28/10). Turut hadir juga 2 narasumber lainnya Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, S.E., M.Si dan Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si.
Putri Suastini menyampaikan bahwa Pakis Bali memiliki 2 program kerja yaitu sosialisasi dan aksi sosial. Ia juga menyampaikan pentingnya krama istri (kaum perempuan adat) menjaga adat, seni, dan budaya sekaligus lingkungan.
Anggota Pakis hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman untuk mampu memimpin dan mensosialisasikan terkait pelestarian budaya dan adat istiadat. “Jangan sampai budaya yang sedari dulu disusun rapi, diciptakan dan sudah dijaga dengan baik, saat ini menjadi campur aduk,” ucapnya.
Ia mencontohkan Tari Rejang yang dulu diciptakan sebagai tari sakral yang dipercaya menjadi prosesi tarian menyambut turunnya para dewa, saat ini semakin banyak Tari Rejang yang diciptakan dengan nama yang beraneka ragam. Selain itu, dipentaskan di tempat yang terkadang tidak sesuai.
Dalam kesempatan tersebut, Putri Koster juga menjabarkan sistem pengelolaan sampah berbasis sumber. ‘Sebaiknya kita semua mulai menjaga kebersihan lingkungan di mana kita tinggal, di mana kita berada dan di mana kita berkunjung. Ketika kita mampu menjaga alam dengan baik dan tulus, maka alam juga akan menjaga kehidupan kita di dunia ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Putri Koster juga mengunjungi stand-stand UMKM, mulai dari tenun hingga beraneka makanan dan minuman yang diproduksi oleh warga setempat. Diharapkan lewat Banglor Festival ini anak-anak muda di Desa Sibang Kaja semakin terpacu semangatnya sehingga bisa memajukan desa lewat kreativitasnya. (kmb/balipost)