Petugas berupaya memadamkan kebakaran di TPA Suwung, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penetapan status siaga darurat kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan akibat kemarau ekstrem berkepanjangan di Bali masih berlaku. Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin mengatakan pihaknya masih berupaya memadamkan kebakaran di 2 TPA, yakni Suwung, Denpasar dan Mandung, Tabanan.

Menurutnya, untuk TPA Suwung, Denpasar hingga Jumat (27/10) upaya pemadaman masih berlangsung dengan fokus di sisi barat dan timur (zona 2 dan 3). Pemadaman dibantu pengerahan excavator untuk pembuatan jalan sehingga mobil damkar bisa melalui tumpukan sampah.

“Pembuatan akses jalan potong/pintas dengan menggunakan alat berat (excavator) agar dapat dilalui oleh mobil damkar menuju zona 3. Total luas TPA suwung 32,48 Ha dan yang masih dalam penanganan kurang lebih 2,8 Ha,” jelasnya.

Untuk TPA Mandung, Tabanan, hingga Jumat (27/10) sudah masuk ke tahap pendinginan di TPA seluas 2,7 Hektar tersebut. “Upaya dibantu pengerahan damkar dari Tabanan dan Badung,” imbuh Rentin.

Baca juga:  Moratorium Untuk Menata Pariwisata dan Cegah Alih Fungsi Lahan

Sedangkan TPA Temesi dan TPA Jungutbatu, kebakaran sudah dapat dipadamkan.

Untuk kebakaran hutan, pada hari yang sama dilaporkan terlihat titik kebakaran di Bukit Munduk Mendeha, Kabupaten Buleleng di areal seluas 4 hektar. Saat ini petugas masih berusaha menuju lokasi yang cukup sulit karena harus mendaki.

Rentin juga menjelaskan, upaya meminimalisir dampak bencana terus dilakukan pihaknya dengan pembagian masker kepada masyarakat sekitar TPA. Sebanyak 32.000 masker dibagikan di sekitar TPA Suwung dan 30 ribu masker untuk masyarakat sekitar TPA Mandung Tabanan. “Kami juga berencana operasi pasar murah yang bekerja sama dengan perangkat daerah terkait,” imbuhnya.

Pemprov juga melakukan upaya pendistribusian air bersih kepada 4 kabupaten di Bali, terutama pada 117 dusun di 19 desa/kelurahan dan 12 kecamatan yang mengalami kesulitan air bersih selama musim kemarau ini. “Distribusi air bersih dilakukan di Kabupaten Jembrana, Buleleng, Bangli dan Karangasem. Sampai saat ini, total telah didistribusikan sebanyak 782.900 liter air bersih dengan menyasar 1.499 KK,” ungkapnya.

Baca juga:  Tambahan Korban Jiwa COVID-19, Sebanyak 60 Persen dari Zona Orange Ini

Rinciannya, untuk Kabupaten Karangasem didistribusikan 106.000 liter ke Kecamatan Kubu, Kecamatan Karangasem dan Kecamatan Abang. Lalu untuk Kabupaten Buleleng 160.000 liter ke Kecamatan Sawan, Banjar, Tejakula dan Sukasada. Dilanjutkannya, untuk Kabupaten Bangli  sejumlah 160.000 liter ke Kecamatan Kintamani dan untuk Kabupaten Jembrana 356. 900 liter untuk Kecamatan Jembrana, Mendoyo dan Negara.

Lebih lanjut, Rentin juga menguraikan sejumlah pendistribusian air bersih di Kabupaten Bangli, yakni pada bak penampungan desa Adat yang berlokasi di Desa Siakin, Kecamatan Kintamani sebanyak 5.000 Liter. Adapun KK yang terdampak air bersih pasca pipa air desa mengalami kerusakan sebanyak 472 KK Dusun Siakin dari 624 KK warga Desa Siakin.

Baca juga:  Jalan ke Pura Tampurhyang Rusak Berat

Sedangkan di Kecamatan Kubu, Karangasem BPBD mendistribusikan air bersih sebanyak 10.000 liter untuk 15 KK/95 jiwa ke dalam  2 cubang umum. Sedangkan, Dinas Sosial Karangasem mendistribusikan air bersih sebanyak 4.000 liter untuk 122 KK ke dalam 1 cubang umum.
Lalu, BPBD Buleleng juga melaksanakan pendistribusian air bersih sebanyak 15.000 liter di Banjar Dinas Corot, Desa Cempaga, Kec. Banjar. Sedangkan BPBD Kab. Jembrana melakukan pendistribusian air bersih sebanyak 5.000 liter di Desa Yehembang Kauh, Mendoyo.

Ditambah pemasangan 2 buah tandon air berkapasitas 2.000 liter dan pendistribusian air bersih sebanyak 5.000 liter di Br. Munduk Tumpeng Kelod serta Pendistribusian air bersih bersama PMI Jembrana sebanyak 5.000 liter di DesaBerangbang dan Desa Pendem untuk KK terdampak kekeringan. (Winatha/balipost)

BAGIKAN