SINGARAJA, BALIPOST.com – Krama Desa Adat Banyuasri, Kecamatan Buleleng, Buleleng begitu antusias menyambut Piodalan Agung di Pura Dalem Suci, Desa Adat Banyuasri, Singaraja. Puncak Piodalan, jatuh pada Purnama Kelima ini rutin dilaksanakan setiap tahun.

Uniknya dalam pelaksanaan pujawali kali ini, sesuai dengan tradisi Desa Adat Banyuasri wajib menggunakan bunga atau sekar dengan jumlah 11 macam. Salah satu bunga yang harus ada, yakni sekar gadung.

Baca juga:  Aries Sujati Dicoret dari DCS DPR PDI Perjuangan, Ini Kata Agus Suradnyana

Sekar Gadung diyakini warga setempat mampu mengundang jiwa leluhur ataupun sesuhunan untuk memberikan manifestasinya berupa kemakmuran bagi krama Desa Adat Banyuasri. Jika Sekar Gadung ini tidak ditemukan atau tidak ada, Prajuru Desa Adat Banyuasri akan mengundur pelaksanaan kegiatan di Pura Kahyangan Tiga yang ada.

Prajuru Desa Adat Banyuasri, Gede Surya Partha mengungkapkan rangkaian Pujawali di Pura Dalem Suci, Desa Adat Banyuasri ini sudah dimulai sejak Selasa 24 Oktober 2023 lalu. Dimana pada saat ini, krama Desa Adat sudah melakuan ngayah. Bahkan sarana banten merupakan hasil gotong royong dari paiketan krama istri di desanya.

Baca juga:  Desa Adat Batu Dingding Garap Potensi Wisata Alam

Menurut Surya, pujawali tahun ini murni merupakan swadaya dari krama sendiri. Prajuru desa adat tidak melakukan pungutan iuran terhadap warganya. Sumber dana pujawali berasal dari punia dan pendapatan desa yang dipakai. (Nyoman Yudha/balipost)

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN