MANGUPURA, BALIPOST.com – Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung menggelar Festival Seni Budaya. Kegiatan ini dalam memperingati HUT ke-14 Kota Mangupura. Salah satu rangkaiannya, digelar Lomba Gong Kebyar Anak-anak, Kamis (2/11) malam.
Lomba yang digelar di panggung terbuka sisi utara Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung ini mengangkat tema “Abyakta Loka Budaya” yang bermakna Badung Maju Berlandaskan Seni Budaya.
Adapun peserta yang mengikuti Lomba Gong Kebyar Anak ini merupakan perwakilan dari enam kecamatan di Gumi Keris. Nantinya akan dilakukan penilaian untuk menentukan juara pertama hingga keenam. Nantinya akan dinilian oleh para dewan juri, yakni Wayan Widia, Ketut Suarta Jaya, Gusti Made Lumbung, IB Yudistira, dan Ida Ayu Suarningsih.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, TP PKK Badung Nyonya Seniasih Giri Prasta. Bahkan ada ratusan penonton dan pendukung dari kedua perwakilan kecamatan.
Kabid Kesenian, Dinas Kebudayaan Badung, Kadek Sandra Widari mengatakan, Festival Seni Budaya ini digelar untuk memperingati HUT ke-14 Kota Kabupaten Badung, “Mangupura”. Salah satu kegiatan yang digelar adalah Lomba Gong Kebyar Anak-anak. “Lomba Gong Kebyar Anak-anak ini akan digelar selam tiga hari,” ujar Sandra Widari.
Pihaknya pun berharap festival ini dapat terus dilaksanakan. Sehingga dapat memberikan ruang kepada para seniman untuk menunjukkan kreatifitas.
“Tujuannya, kita mencari (membangkitkan) sekaa-sekaa sebunan yang ada di desa se-Kabupaten Badung. Dari lomba ini bisa berkelanjutan dan ngayah di kegiatan di desa,” ungkapnya.
Sementara Ketua Listibiya Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Artawan menerangkan, lomba gong kebyar digelar dalam tiga kategori yaitu dewasa, wanita dan anak-anak. “Hari ini dimulai dengan lomba anak-anak. Ini merupakan rangkaian Festival Seni Budaya Kabupaten Badung yang juga dikaitkan dengan HUT ke-14 Mangupura,” terangnya.
Menurutnya, masing-masing kecamatan mengirim tiga duta gong kebyar yakni dewasa, anak-anak dan wanita. Untuk pemilihan peserta diserahkan kepada pihak kecamatan. “Bapak camat beserta Listibiya Kecamatan menunjuk sekeha yang berasal dari satu wilayah desa. Tujuannya adalah pembinaan, pembibitan, dan penggenerasian daripada seniman,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menyebutkan, lomba ging kebyar inj merupakan pagelaran besar jadi dibuat konsep mebarung antar kecamatan. Untuk kriteria penilaian terdiri atas banyak unsur sesuai yang diberikan seperti dari segi gending, keharmonisan, keutuhan, kekompakan, kualitas, teknik dan lain-lain termasuk tata busana. Selain itu, satu gong kebyar ini diwajibkan membawakan dua materi.
“Dewan juri disiapkan dari unsur Dinas Kebudayaan, unsur Listibiya, dan juga dari unsur seniman. Dewan juri akan menentukan siapa yang terbaik,” jelasnya. (Adv/balipost)