DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Jumat (3/11), TPST Kesiman Kertalangu dikunjungi investor, yaitu Kodeco, Dohwa, PT. Prosympac O&G dan PT. Tetraco. Konsorsium investor tersebut sudah sepakat untuk mempercepat proses optimalisasi perangkat dan peralatan pengolahan sampah menjadi RDF.
RDF hanya dapat dibeli oleh pabrik semen dan manambah atau menggatikan sebagian kecil bahan bakar batu bara. Jarak pabrik semen dengan TPST Kesiman Kertalangu hampir lebih 425 km, sehingga biaya transportasi sangat tinggi.
Kualitas RDF yang dapat diterima oleh customer adalah kandungan moisture sebesar 5 – 10% untuk memproses kandungan tersebut membutuhkan energi yang cukup besar dan sangat susah untuk mencapainya, dikarekan Indonesia memiliki kelembapan yang sangat tinggi. Oleh karena itu sering terjadi trouble pada peralatan.
Konsorsium investor dari Kodeco, Dohwa, PT. Prosympac O&G dan PT. Tetraco merencanakan membangun W2C dan menjalin kemitraan strategis dengan TPST Kesiman Kertalangu. Pabrik W2C memerlukan RDF sebagai bahan bakar untuk membangkitkan listrik dan listrik digunakan untuk menghidupkan pabrik kimia, RDF yang diperlukan tidak memerlukan kandungan moisture yang rendah (5-10%), namun memiliki kualitas sebagai bahan bakar.
Sehingga beban energi di TPST Kesiman Kertalangu tidak sebesar sebelumnya, menjadikan operasional pabrik pengolahan sampah RDF tidak terganggu. Kerja sama TPST Kesiman Kertalangu dengan konsorsium investor ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan sampah di Bali, khususnya di Denpasar secara jangka panjang. Sekaligus menjadikan Denpasar sebagai percontohan pembangunan ekosistem persampahan kota di Indonesia. (Adv/balipost)