Seorang pengunjung melihat telur nyamuk melalui mikroskop saat sosialisasi Wolbachia di Denpasar, Selasa (6/6). Kota Denpasar akan menjadi pilot projek penyebaran nyamuk Wolbachia untuk menekan DBD. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Isu pelepasan nyamuk wolbachia pada 13 November disebut membuat wisatawan di Canggu, Badung, resah. Bahkan, muncul petisi untuk menolak penyebaran ini dan meminta agar ada kajian lebih dalam soal manfaat nyamuk yang disebut bisa menekan angka kasus demam berdarah.

Dalam petisi disebutkan bahwa akan ada penyebaran telur nyamuk wolbachia sebanyak 200 juta di Denpasar pada 13 November 2023. Disebutkan info tersebut diunggah di akun Pemkot Denpasar sebulan lalu. Namun, petisi itu mengklaim bahwa ada implikasi cukup serius pada kesehatan manusia dan lingkungan yang belum terlihat dan sifatnya permanen. Sehingga diharapkan ada transparansi terkait penyebaran nyamuk ini, bila perlu melakukan uji tuntas terhadap nyamuk ini.

Baca juga:  Jalan Santai MRSF Dimeriahkan Tari Barongsai

Atas tersebarnya informasi ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Badung membantah akan ada penyebaran nyamuk tersebut di Canggu. Dari informasi yang diterima Dinas Kesehatan, percobaan penyebaran nyamuk wolbachia di Bali hanya di dua wilayah yakni Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng.

Kepala Dinas Kesehatan Badung dr. Made Padma Puspita saat dikonfirmasi, Selasa (7/11), menegaskan, tidak ada kegiatan pelepasan nyamuk wolbachia di Badung. “Kami tidak ada kegiatan tersebut. Percontohan untuk di Bali itu hanya di Denpasar dan Singaraja, dan itupun ditunda kegiatannya,” ujarnya.

Baca juga:  Banyak Sungai Perlu Dinormalisasi

Upaya pencegahan penyakit DBD di Kabupaten Badung selama ini, kata mantan Wakil Direktur Pelayanan RSD Mangusada ini, dilakukan dengan memaksimalkan pelaksanaan PSN (pemberantasan sarang nyamuk). “Secara rutin dan berkesinambungan di seluruh desa/kelurahan oleh petugas jumantik. Selain itu, melaksanakan fogging fokus untuk pemberantasan nyamuk dewasa agar memutus rantai penularan lebih luas,” katanya.

Sementara itu, kasus DBD di Kabupaten Badung saat ini cenderung mengalami penurunan. Dimulai dari Januari 2023 sebanyak 135 kasus, Februari 126 kasus, Maret 170 kasus, April 166 kasus, Mei 156 kasus, Juni 101 kasus, Juli 86 kasus, Agustus 66 kasus, dan September sebanyak 39 kasus. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Sepekan Ini, Bali Masuk Lima Besar Penyumbang Kematian Tertinggi
BAGIKAN