Salah satu buruh angkut saat memindahkan beras ke atas truk di Pasar Umum Galiran. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Aktivitas bongkar muat truk pengangkut beras di Pasar Umum Galiran, Klungkung, nampak mulai meningkat. Menurut sejumlah agen beras, petani di Bali mulai memasuki panen, sehingga setelah produksi beras yang sempat langka selama beberapa bulan, kini beras lokal sudah mendominasi pasar. Namun, meski pasokan sudah berangsur normal, tetapi harga beras diakui masih tinggi, khususnya untuk masyarakat menengah ke bawah.

Salah satu agen beras Ni Putu Diah Handiani, saat ditemui di Pasar Umum Galiran, Jumat (10/11) mengatakan, pasokan beras sudah berangsur normal, jika dibandingkan pertengahan bulan lalu. Saat ini distribusi beras bisa datang dua hari atau tiga hari sekali. Berbeda dari sebelumnya, hanya datang seminggu sekali. Pasokan beras diakui lebih banyak datang dari hasil produksi lokal Bali. Hanya sedikit yang didatangkan langsung dari luar Bali, karena mendapatkan pasokan beras dari Jawa misalnya, sekarang malah sulit.

Baca juga:  Tim TPID Pantau Stok Barang dan Harga di Dua Lokasi

Normalnya distribusi beras ditingkat agen, juga amat mempengaruhi distribusi beras di sejumlah daerah. Diah Handiani mengatakan beras yang datang ke tempatnya didistribusikan ke sejumlah daerah. Mulai dari Karangasem, Bangli, Nusa Penida dan hingga beberapa tempat di Gianyar. Setelah distribusi beras berangsur normal, kini baik para agen maupun distributor, berharap harga beras bisa ditekan kembali menjadi lebih rendah dari harga sekarang.

Baca juga:  Dipicu Kenaikan Harga BBM, Inflasi Indonesia 2022 Diproyeksi Naik

“Kalau di toko saya, untuk beras medium harganya masih Rp 13 ribu per kg. Kalau bisa harganya dapat ditekan kembali, agar harga beras ini dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah,” katanya.

Handiani menyebut beras yang masuk paling banyak delapan ton. Semakin tinggi serapan ditingkat distribusi dan pengecer beras, pasokan kiriman beras ke tokonya di Pasar Umum Galiran juga lebih sering. Ketika awal-awal harga beras itu naik pertengahan September 2023, diakui menjadi periode buruk. Sebab, harganya meroket tetapi pasokan saat itu malah menurun, bahkan sulit didapat.

Baca juga:  Harga Beras Medium di Atas HET

Handiani mengatakan waktu itu harga pokok beras jenis medium dulu Rp 10 ribu, saat itu naik menjadi Rp 12.800 per kilogram. Sedangkan untuk beras premium dari Rp 11 ribu naik menjadi Rp Rp 13.800 per kilogram. Itu harga untuk di tingkat grosir, nantinya pengecer biasanya dijual kisaran Rp 14 ribu untuk medium dan Rp 15 ribu untuk premium. “Sekarang pasokan beras sudah berangsur normal, semoga ini juga diikuti harga beras yang juga segera normal seperti di awal,” tutup Handiani. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN