TPA Jungutbatu, Nusa Penida kembali terbakar pada Sabtu (11/11). (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – TPA Jungutbatu di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, kembali terbakar, Sabtu (11/11) malam. Upaya pemadaman masih dilakukan hingga Minggu (12/11) siang, namun belum bisa dilakukan sampai tuntas.

Asap tebal masih terus mengepul dari areal TPA dan sangat mengganggu pernapasan warga sekitar. Upaya pemadaman tidak bisa berlangsung maksimal, karena sulitnya mendapatkan air.

Pada Minggu pagi, sebagian areal TPA yang terbakar sudah bisa diatasi, namun sebagian lagi, Petugas Damkar bersama pihak kepolisian masih berjibaku berupaya memadamkan api.

Sulitnya mendapatkan air untuk upaya pemadaman membuat pemadaman api berlangsung lambat. Air laut yang selama ini diandalkan untuk upaya pemadaman api, saat ini sedang surut. Sehingga sangat sulit untuk disedot.

Enam orang Petugas Damkar dibantu air tangki dari desa adat setempat masih berupaya memadamkan api, pada bagian yang belum bisa dijinakkan. Sebab, kebakaran terjadi hampir pada seluruh areal TPA Jungutbatu seluas 1,2 hektar. Warga sekitar Gede Adnyana, mengatakan kepulan asap tebal akibat terbakarnya TPA Jungutbatu ini, sangat mengganggu warga sekitar. Dia meminta pihak terkait baik Damkar maupun BPBD dan Dinas LHP Klungkung, segera berkolaborasi memadamkan kobaran api.

Baca juga:  Gak Mau Ketinggalan Tren, Berikut 5 Dampak Negatif FOMO

“Asapnya itu kemarin tebal sekali, sampai masuk ke kamar hingga membuat saya dan anak-anak tidak bisa tidur. Sampai sekarang masih terbakar. Hampir seluruh warga di sekitar TPA merasakan itu. Kalau bisa segera dipadamkan, kami khawatir kena penyakit gangguan pernapasan. Ini sudah berulang kali terjadi,” terangnya.

Bendesa Adat Jungutbatu Ketut Gunaksa, mengaku amat kecewa dengan pola penanganan seluruh pihak terkait dari pemerintah daerah. Kebakaran di TPA Jungutbatu sudah berulang kali terjadi, tetapi kendalanya selalu hal yang sama, yakni masalah air untuk pemadaman. Koordinasi yang dilakukan antar instansi juga dinilai tidak nyambung. Ini juga berakibat pada lambatnya penanganan di lapangan. Padahal, mengingat bahaya asap dari arah TPA, warganya sudah banyak mengeluh sangat terganggu dengan situasi ini.

Baca juga:  TPA Temesi Terbakar, Kiriman Sampah dari Denpasar Tetap Jalan

“Ini kondisi darurat. Kebakarannya parah sekali. Penanganan tentu harus cepat. Kalau tidak ada air, silahkan koordinasikan agar segera ada air. Kalau tidak tertangani dengan benar, warga kami di sekitar TPA ini akan terus terganggu. Mereka sudah sulit bernapas,” jelas Gunaksa.

Gunaksa yang juga Anggota DPRD Klungkung dari Fraksi Gerindra ini, juga kembali menekankan agar pemerintah daerah serius melakukan upaya pemadaman sampai tuntas. Sebab, dia melihat di lapangan, keseriusan itu tidak nampak, dari koordinasi antar lembaga yang terkesan tidak sinkron, baik antara Satpol PP dan Damkar, BPBD, maupun Dinas LHP Klungkung.

Baca juga:  Musim Kemarau, Bali Diminta Waspadai Kebakaran TPA

Hal serupa juga disampaikan Anggota DPRD Bali dari Fraksi Gerindra Ketut Juliarta, yang juga ikut turun ke lokasi, Minggu (12/11). Dia mengaku prihatin melihat kondisi di lapangan.

Dia melihat selama ini Nusa Penida sebagai penyumbang PAD terbesar bagi Klungkung, tetapi tidak mendapatkan pelayanan yang memadai saat menghadapi situasi darurat seperti ini. “Setidaknya di Jungutbatu ini harus ada satu Tim Damkar khusus dengan peralatan yang lengkap. Sehingga, ketika ada situasi darurat seperti ini, dapat segera ditangani. Apa yang menjadi kendala hari ini, harus dipikirkan dan diatasi. Sehingga, saat menghadapi situasi serupa, semuanya sudah siap. Jangan malah bingung cari air saat kebakaran sudah parah,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN