DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Pemilu Tahun 2024 mendatang, generasi muda berusia usia 22-30 tahun akan mendominasi pemilih secara nasional, dengan porsi 56% atau sekitar 114 juta. Separuh dari mereka akan menjadi pemilih pemula. Pemilih pemula yang terdiri atas pelajar, mahasiswa atau pemilih dengan rentang usia 17 sampai 21 tahun menjadi segmen yang menjanjikan. Namun pilihan mereka cenderung gamang. Untuk itu, dibutuhkan strategi khusus dalam mengedukasi pemilih pemula.
Pemilih pemula, Anggita Dewi (17) yang merupakan siswi SMAN 9 Denpasar mengaku senang bisa menyalurkan hak suaranya pada Pemilu 2024 mendatang. Sebagai pemilih pemula, ia mengaku telah mendapatkan sosialisasi dari KPU Bali terkait bagaimana cara menggunakan hak suaranya. Terlebih, pasangan calon capres-cawapres maupun calon anggota legislatif telah disebar melalui media sosial dan baliho maupun poster-poster. Sehingga, pemilih pemula sudah mulai mengenal pasangan calon (paslon) pemimpin ke depan. Tinggal bagaimana paslon tersebut merebut hati para pemilih pemula dengan visi misi maupun program yang jelas untuk membangun Bali dan bangsa ini ke depan.
Hal sama dirasakan oleh siswi SMAN 8 Denpasar, Ni Made Fania Aprilia (17). Ia mengatakan Pemilu 2024 bakal berjalan seru. Sebagai pemilih pemula, ia melihat kontestasi politik tahun 2024 ini berbeda dengan pemilu sebelumnya. Dimana, banyak calon anggota legislatif diisi oleh anak muda. Begitu juga dengan salah satu pasangan capres-cawapres yang berasal dari anak muda. Melihat situasi ini, Fania melihat anak muda Bali akan menjadi rebutan.
Suara anak muda terutama pemilih pemula sangat dibutuhkan untuk memilih pemimpin yang bisa membawa bangsa ini jauh lebih baik ke depannya. Ia mengajak pemilih pemula agar tidak golput pada Pemilu 2024. Sebab, satu suara sangat menentukan pemimpin yang bisa memenuhi harapan masyarakat bangsa ini.
“Tugas kita sebagai anak muda yang rasional mampu melihat bagaimana dan apakah program-program calon legislatif maupun eksekutif ini mampu untuk direalisasikan dan sejalan dengan apa yang kita pikirkan sebagai aspirasi anak muda,” tandas Fania dalam Dialog Merah Putih Bali Era Baru “Menjaring Aspirasi Pemilih Pemula di Bali Jelang Pemilu 2024”, di Warung Bali Coffee 63 A Denpasar, Rabu (15/11).
Sementara itu, siswi SMAN 9 Denpasar, Alika Putri mengaku telah melakukan persiapan untuk menentukan pilihannya pada Pemilu 2024. Hanya saja dia menyayangkan minimnya visi-misi, program-program yang ditawarkan calon, dan bagaimana komitmennya dalam memenuhi aspirasi dari masyarakat. Sampai saat ini Alika belum melihat visi misi maupun program-program dari calon pemimpin Bali yang jelas untuk kepentingan masyarakat Bali. Sehingga, sampai saat ini ia belum menentukan pilihannya.
Kendati demikian, ia akan terus mengikuti proses Pemilu 2024 ini hingga tiba waktunya untuk menentukan pilihannya sesuai dengan hati nuraninya.
Anggota Komisi II DPR RI, A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra, H.H., mengakui bahwa pemilih pemula saat ini sudah cerdas untuk menentukan pilihannya. Mereka tidak saja sekadar datang untuk mencoblos, namun mengikuti proses dan visi misi serta program-program yang ditawarkan olah para calon legislatif pada pemilu 2024. Untuk itu, para calon legislatif saat ini harus berjuang untuk bisa menarik simpati para pemilih pemula melalui strategi dan program-program maupun visi misi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama sesuai keinginan para generasi muda.
A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra dari Golkar ini menegaskan masyarakat dan anak muda Bali tidak boleh lagi menjadi objek politik, namun berperan sebagai subjek politik untuk kemajuan bangsa dan negara. Sebab, merekalah yang menentukan wakilnya sesuai harapan mereka.
Tokoh Puri Kerobokan, Badung ini mengatakan Pemilu 2024 merupakan gerbang emas dan juga bisa menjadi gerbang kehancuran. Oleh karena itu, penting untuk mengajak anak muda terutama pemilih pemula untuk menentukan pilihannya untuk memilih figur pemimpin yang baik. Apabila, pemilih pemula ini tidak dibekali dengan modal memilih figur pemimpin yang baik, mereka akan apatis. Ini akan menjadi gerbang kehancuran bangsa ke depannya. “Peran serta generasi muda, adik-adik kita ini sangat penting sekali bagaimana dia mau mengikuti dan mau sebagai pelaksana di dalam pemilu 2024 ini, (generasi muda,red) harus benar-benar menjadi subjek. Karena apa? karena orang punya jaman, jaman punya orang,” tandasnya. (Winatha/balipost)