SEMARAPURA, BALIPOST.com – Berbagai cara dilakukan desa adat di Bali, dalam rangka mewujudkan kestabilan wilayahnya. Terutama, dalam rangka mewujudkan keharmonisan alam semesta, antara bhuana agung dan alit.
Seperti di Desa Adat Sangkanbuana, Kabupaten Klungkung, desa adat setempat menggelar upacara khusus untuk menetralisir energi negatif, sehingga krama setempat dijauhkan dari segala bahaya dari alam. Desa Adat Sangkanbuana secara khusus menggelar Ritual Ngider Buana. Ritual ini digelar setiap tahun sekali, pada rahina Tumpek Wayang nemu Kajeng Kliwon, pada Sasih Keenam.
Tahun ini, digelar pada Sabtu (25/11), dengan nedunang sejumlah pralingga atau sesuhunan desa adat setempat, seperti Ratu Lingsir, dan Ratu Ayu, yang disungsung warga di desa adat setempat.
Bendesa Adat Sangkanbuana, I Wayan Sudiana Urip, mengatakan prosesi pelaksanaan ritual sakral ini, dimulai sekitar pukul 16.00 WITA. Seluruh pralingga sesuhunan desa adat setempat di atas, kairing ke Pura Dalem Setra atau Dalem Kelod.
Seluruh krama desa adat setempat pun mengikutinya dengan antusias, diiringi suara gong baleganjur selama perjalanan. Pada saat itu, suasananya terasa sangat magis.
Di areal Pura Dalem Setra sendiri sudah disiapkan sarana pecaruan serba warna merah, lengkap dengan wewalungun yang digunakan berupa bebek dan ayam. Setelah menyelesaikan prosesi di Pura Dalem Setra, prosesi Ngider Buana ini dilanjutkan ke Pura Dalem Kaler.
Selanjutnya dari Pura Dalem Kaler menuju Pura Puseh. Namun, sebelum prosesi ini mesineb di Pura Bale Agung dan Pura Pucak, kembali digelar persembahan pecaruan yang dipusatkan di Perempatan Agung Banjar Pegending Desa Adat Sangkanbuana. (Bagiarta/balipost)