MANGUPURA, BALIPOST.com – Kampus teknologi Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) menciptakan teknologi inovatif untuk membantu mengedukasi pemilahan sampah yang baik. INSTIKI menghadirkan alat edukasi pemilahan sampah ini di SDN 4 Pecatu, Badung.
Dosen INSTIKI bekerja sama dengan Sekolah Dasar 4 Pecatu melaksanakan acara sosialisasi penggunaan tempat sampah pintar GRAS (Green Trash System), Rabu (29/11), di halaman sekolah setempat. Acara ini dihadiri langsung oleh Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Catu Kwero Sedana, I Wayan Yudiasmara. Acara ini juga dihadiri oleh I Made Sudira, Kepala Sekolah SDN 4 Pecatu bersama dengan guru-guru dan para murid.
Sosialisasi penggunaan tempat sampah pintar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Implementasi tempat sampah pintar GRAS. Acara sosialisasi ini diawali dengan pemaparan materi mengenai pentingnya pemilahan saat ini khususnya dilingkungan sekolah. Selanjutnya diikuti dengan melakukan demo penggunaan tempat sampah pintar GRAS oleh salah seorang peserta sosialisasi yang merupakan salah satu staf kebersihan sekolah dan disaksikan oleh seluruh peserta sosialisai.
Dosen INSTIKI yang terlibat dalam proyek edukasi ini, Ir. I Gusti Made Ngurah Desnanjaya, S.T., M.T., menyampaikan bahwa edukasi ini membawa dampak positif pada interaksi antara masyarakat dan INSTIKI terkait kepedulian terhadap sampah. Menurutnya, adanya interaksi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah sampah seiring berjalannya waktu.
Dibuatnya alat edukasi pemilah sampah ini demi membentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah. Inovasi ini berhasil mendapatkan dukungan pendanaan melalui Program Kedaireka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia.
Alat edukasi sampah yang dikembangkan merupakan hasil karya bersama beberapa dosen INSTIKI, yaitu Ir. I Gusti Made Ngurah Desnanjaya, S.T., M.T., Dr. I Kadek Budi Sandika, S.T., M.Pd., Ir. Ida Bagus Gede Sarasvananda, S.Kom., M.Cs., Putu Wirayudi Aditama, S.Kom., M.Kom., dan Ir. I Komang Arya Ganda Wiguna, S.Kom., M.Cs.
Melalui pendekatan kreatif dan interaktif yang diterapkan, diharapkan masyarakat akan lebih mudah menerima konsep pemilahan sampah dan mengintegrasikannya sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan. Selain itu, keberhasilan proyek ini menjadi salah satu bukti kontribusi perguruan tinggi dalam menciptakan generasi muda yang memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui praktik pemilahan sampah.
“Dengan adanya teknologi inovatif yang digunakan dalam proyek edukasi ini, optimisme tumbuh bahwa generasi muda akan tumbuh dengan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya menjaga lingkungan. Keterlibatan aktif perguruan tinggi di Indonesia dalam pengembangan teknologi berbasis edukasi menjadi langkah strategis dalam menciptakan generasi yang tidak hanya peduli terhadap lingkungan, tetapi juga siap menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan di masa depan,” jelasnya.
Kesuksesan proyek ini diharapkan dapat menciptakan efek domino, menginspirasi proyek serupa di berbagai sektor dan memperkuat peran perguruan tinggi sebagai pusat inovasi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaat nyata dari upaya kolaboratif antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
“Sebagai kampus teknologi yang berdedikasi, Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) turut mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) atas dukungan dalam program Kedaireka. Melalui kolaborasi ini, tim peneliti INSTIKI berhasil mewujudkan inovasi terkini, yakni alat edukasi pemilahan sampah yang telah diimplementasikan dengan sukses di SDN 4 Pecatu. Dengan menghadirkan teknologi inovatif ini, INSTIKI tidak hanya menjadi inovator, tetapi juga berperan dalam memberikan kontribusi nyata pada pendidikan dan kesadaran lingkungan di masyarakat, terutama pada tingkat sekolah dasar,” sebutnya. (Adv/balipost)