Personel TNI-Polri berada di lokasi rumah warga yang tertimbun longsor di Jehem, Bangli pada Jumat (1/12). Akibat longsor, pasutri lansia meninggal dunia karena tertimbun material. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Pascalongsor yang menghancurkan rumahnya di Jehem, Bangli, I Wayan Wiasa (39) bersama kedua anaknya mengungsi ke rumah saudaranya. Longsor yang terjadi Kamis (30/11) malam itu juga merengut nyawa kedua orangtuanya.

Ditemui Jumat (1/12) di rumah saudaranya yang tak jauh dari lokasi kejadian, Wiasa menuturkan sebelum longsor terjadi, wilayah Jehem dilanda hujan gerimis. Hujan kemudian semakin deras disertai suara gemuruh. “Kemudian ada air datang masuk ke natah (halaman, red) rumah saya,” ungkapnya.

Saat hujan sudah mulai reda, ia mendengar suara cukup keras. Suara itu ternyata bersumber dari longsoran tanah yang mengenai tembok belakang rumahnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Raih "Hattrick" Penghargaan dari SPS

Ia yang saat itu berada tak jauh dari bangunan rumah yang terkena longsor, melihat prabotan yang ada di dalam rak terhempas berserakan akibat terdorong material longsor. Ia pun langsung bergegas mendatangi kamar orangtuanya.

Wiasa melihat tembok kamar orang tuanya sudah jebol dan tertimbun tanah setinggi hampir satu setengah meter. “Tempat tidurnya sudah tertimbun. Saya sudah berpikir tidak mungkin orangtua saya bisa diselamatkan,” katanya.

Wiasa kemudian menengok ke kamar sebelah orangtuanya. Di sana ada anaknya yang bernama Ni Nengah Meita Dwi Pratiwi (16) terjebak longsor. Saat kejadian, anaknya sedang tiduran.

Baca juga:  Terkait Longsor Tewaskan Pasangan WNA di Jatiluwih, Pemilik Vila Diperiksa Polisi

Longsor menimbun separo tempat tidur anaknya. “Melihat itu saya langsung loncat ke kamar untuk menyelamatkan anak saya,” ujarnya.

Setelah berhasil menyelamatkan anaknya, ia kembali berusaha menyelamatkan kedua orangtuanya. Namun tidak memungkinkan karena air yang datang semakin besar dari sawah belakang rumahnya. “Saya nyerah. Bagaimana pun keadaanya sudah seperti itu, tidak mungkin rasanya bisa diselamatkan karena tanahnya tinggi dan temboknya tebal. Ada dua tembok yang roboh menimpa orang tua saya,” kata Wiasa.

Baca juga:  Pengeboman di Surabaya, 11 Tewas dan 41 Luka-luka

Akibat musibah itu anaknya mengalami luka memar pada bagian kaki terkena reruntuhan longsor. Sesaat setelah kejadian anaknya langsung mendapat penanganan petugas medis. Musibah longsor membuat anaknya trauma.

Sementara itu, berdasarkan pantauan sejumlah petugas kepolisian dan Babinsa setempat mendatangi lokasi kejadian di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Tembuku. Petugas membuka police line yang terpasang di rumah korban.

Kapolsek Tembuku AKP I Wayan Oka Yasa mengatakan setelah pembukaan police line, pihaknya akan berkoordinasi dengan BPBD untuk melakukan pembersihan material longsor. Rencananya pembersihan material juga akan melibatkan warga. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN