MANGUPURA, BALIPOST. com – Bangkai ikan paus terdampar di perairan Pantai Double Six perbatasan wilayah Legian dengan Seminyak, Kamis (7/12). Hewan yang diperkirakan jenis Paus Sperma dengan berkelami betina ini, diperkirakan mati di tengah laut selama beberapa minggu.
Koordinator program lingkungan laut Yayasan Bali bersih, Pande Ketut Cahya Krisnanta Arioka mengatakan, dari observasi fisik yang dilakukan, paus tersebut sementara teridentifikasi berjenis paus sperma dengan jenis kelamin betina. Dari pengukuran yang dilakukan, panjang bangkai paus itu 11 meter, sehingga diketahui umur paus itu masuk dalam kategori reproduksi (ABG).
“Untuk memastikan jenis paus tersebut benar paus sperma, kami mengambil sampel DNA pada daging bagian sirip untuk dilakukan kajian ilmiah di Bionesia. Sebab, kalau hanya mengandalkan hasil observasi fisik itu belum dapat memastikan,” katanya.
Menurutnya, pihaknya kesulitan mengetahui penyebab paus tersebut mati, sebab ciri-ciri luka di tubuh telah menghilang. “Walaupun dilakukan pembedahan organ dalam, hal itu kemungkinan sudah tidak ada pendarahan yang dialami,” ucapnya.
Dikatakan, bangkai paus kemudian dikubur setelah diambil sampel DNA nya. Hasil dari uji laboratorium itu nantinya akan dilaporkan kepada pemerintah, utamanya kepada BKSDA dan BPSPL. Hasil kajian itu biasanya memerlukan waktu maksimal 1 bulan, untuk kemudian dirilis secara resmi.
“Memang di perairan Bali ini banyak populasi Paus Sperma. Daerah perairan Bali merupakan daeraj migrasi dan daerah makan Paus Sperma. Selama ini kejadian paaus sperma yang mati diperairan Bali disebabkan berbagai macam, baik oru pendarahan, gigitan predator, benturan fisik, termasuk iklim,” jelasnya.
Sementara, Ketua Pengurus Pantai Desa Adat Legian, Made Agus Susila Dharma menerangkan bahwa temuan kondisi bangkai paus itu diketahui sejak pagi hari. Saat itu bangkai paus terlihat mengambang di perairan sekitar 50 meter dari bibir pantai. Berselang beberapa jam, bangkai paus kemudian menepi ke pesisir dan langsung ditangani oleh pihak DLHK Badung.
“Baunya itu sangat menyengat sampai ke pesisir, walaupun masih mengapung di tengah laut. Saat menepi, kita tahu kondisinya sudah sangat busuk,” katanya seraya menyebutkan paus yang mati dan menepi ke pesisir Pantai Legian pernah terjadi di tahun 2000- an. (Parwata/Balipost)