DENPASAR, BALIPOST.com – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Kerthi Bali Santhi (KBS) menyelenggarakan Seminar dan Workshop sosialisasi Kreta Bali Samasta dengan topik “Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Desa Melalui Kolaborasi Transformasi Digital BUMDes dan BUPDA” selama dua hari pada 13 – 14 Desember di Gedung ETNA, Disparda Bali. Kegiatan ini merupakan kolaborasi Perumda KBS dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Bali, Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali, dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali menggandeng INSTIKI dan ITB Stikom Bali.
Direktur Utama Perumda KBS, Alit Putra, menyampaikan Perumda KBS berkomitmen mendukung terwujudnya Pariwisata Berkualitas (Quality Tourism) dan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Provinsi Bali. “Perumda KBS memandang BUMDes dan BUPDA sebagai mitra strategis dalam bekolaborasi kedepannya dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi desa. Kami yakin kolaborasi ini dapat dapat membangun dan mensejahterakan masyarakat sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali menuju Bali Era Baru.” ujarnya.
Direktur Bisnis dan Pengembangan Digital Perumda KBS, Putu Agus Bayu Cahaya Dewata Emantaka, Rabu (13/12) mengatakan, acara berlangsung selama dua hari untuk sosialisasi Kreta Bali Samasta dan E-jakti Bali Mandiri (Portal Satu Pintu Pariwisata Bali). Pada hari pertama sosialisasi, akselerasi pertumbuhan ekonomi di desa melalui BUMDes dan BUPDA ini dengan menggunakan transformasi digital kemudian di hari kedua berupa workshop “Jadi bagaimana caranya agar transformasi digital ini berefek pada ekonomi di desa, masyarakat desa.,” ujarnya.
Di hari pertama diulas aplikasi Kreta Bali Samasta dan E-jakti Bali Mandiri yang bisa digunakan BUMDes dan BUPDA untuk meningkatkan ekonomi desa dan pemasaran produk dan layanan BUMDes dan BUPDA. Pada hari kedua, KBS memberikan workshop langkah-langkah penggunaan aplikasi Kreta Bali Samasta dan E-jakti Bali Mandiri khususnya Digital Marketing dan Social Media Marketing.
Di dalam aplikasi terdapat fitur Simpan Pinjam, PAM Desa, Toko, Pengelolaan Sampah, Laporan Keuangan dan Kreta Bali. Kreta Bali ini berkaitan dengan sistem pencatatan kependuduk. “Jadi dari fitur simpan pinjam sampai laporan keuangan, arahnya ke BUMDes, sedangkan Kreta Bali arahnya ke desa dinas,” jelasnya.
Ia menyebut ada 52 BUMDes dan 9 BUPDA yang mengikuti kegiatan tersebut. Walaupun setiap BUMDes memiliki jenis usaha yang berbeda- beda, namun aplikasi ini dapat digunakan berbagai jenis usaha desa karena ada 21 fitur yang tersedia dalam aplikasi, namun yang umum digunakan adalah lima fitur tersebut.
Sementara itu, Direktur BUMDes Bhuana Utama, Desa Panji, Buleleng Edy Susena mengatakan, telah memanfaatkan aplikasi Kreta Bali Samasta, terutama dalam pengelolaan air bersih. Desa Panji memiliki sistem pengelolaan air bersih dengan jumlah 4.895 pelanggan.
Lewat aplikasi Kreta Bali Samasta ia dapat melakukan pencatatan dengan baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan desa dari Rp 103 juta menjadi Rp 122 juta pada 2022 karena masyarakat semakin percaya menyimpan dananya di BUMDes Bhuana Utama. Dengan kepercayaan tersebut tentu pihaknya dapat mengembangkan usaha lebih besar lagi dan mendatangkan profit. (bns/balipost)