SINGARAJA, BALIPOST.com – Sektor pendidikan di Bali saat ini memang menjadi sorotan. Di tengah kemegahan sektor pariwisata dan beberapa sektor lainnya, sektor pendidikan di Bali masih jauh dari harapan.
Di sejumlah wilayah masih ditemukan sekolah yang kekurangan guru hingga minimnya sarana dan prasarana yang dibangun. Atas kondisi ini, pemerintah pun diminta untuk bergerak cepat membangun sinergitas dengan Tripartit Pendidikan, meliputi pemerintah, masyarakat dan sekolah maupun lembaga pendidikan.
Sorotan itu disampaikan akademisi yang sekaligus Rektor Undiksha Singaraja, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd, Selasa (26/12). Menurut Lasmawan guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau perlu sinergitas yang tanpa batas berbagai pihak. Meliputi pemerintah, masyarakat dan sekolah maupun lembaga pendidikan.
Ke depan pemerintah pun didorong untuk memberikan anggaran yang mencukupi sesuai dengan realita di lapangan. Termasuk pemenuhan sarana dan prasarana serta keberadaan guru sebagai pengajar.
Sedangkan masyarakat diminta melakukan pengawasan pelaksanaan pendidikan di sekolah itu sendiri. Terkhusus untuk sekolah maupun lembaga pendidikan harus betul-betul mampu melaksanakan program pengajaran di sekolah.
Ini yang harus dibangun sebagai satu kesatuan. Sehingga diyakini, pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bisa tercapai ke depannya.
Menurutnya, kurang meratanya infrastruktur sekolah sebagai faktor utama yang sangat berpengaruh kepada kualitas pendidikan. Di sisi lain, di ranah pendidikan tinggi yang masih juga banyak permasalahan seperti tidak ada sinkronisasi antara kurikulum yang digunakan di pendidikan tinggi dengan kesiapan para lulusannya di dunia kerja.
Apalagi saat ini pengaruh teknologi sangat berkembang dengan pesat. Kurikulum Merdeka saat ini, kata dia, sudah memberi ruang yang sangat leluasa dan fleksibel untuk pelaku pendidikan berinovasi dan berkreasi. Masalahnya kelengkapan sarana prasarana khususnya laboratorium, perpustakaan dan lainnya, memang masih perlu dilengkapi.
Jika beberapa hal ini bisa dijalankan, Lasmawan meyakini tata kelola pendidikan bisa mengarah menjadi lebih baik. Pengembangan potensi diri dari anak didik maupun pelaksana pendidikan yang ada hasilnya akan berbeda. Ini perlu ini kajian mendalam, sehingga betul-betul mendapatkan kesimpulan, bahwa kurikulum sekarang mampu menghasilkan SDM yang kompeten yang sesuai dengan pangsa pasar di masyarakat. (Nyoman Yudha/balipost)