Pelaksanaan kegiatan donor darah, Kamis (18/5/2023). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Masa liburan akhir tahun, kegiatan donor darah pun ikut “libur”. Ketersediaan atau stok darah di unit transfusi darah (UTD) menipis. Padahal kebutuhan di masa libur biasanya selalu tinggi. Terlebih saat malam tahun baru, di saat banyak warga mengonsumsi miras, angka kecelakaan lalu lintas cukup tinggi.

Masyarakat sejak memasuki minggu terakhir di Desember, sibuk berlibur dan menyiapkan perayaan malam tahun baru. “Kegiatan donor baik yang massal maupun perorangan, jauh berkurang karena masyarakat sedang berlibur dan sibuk menyiapkan perayaan malam tahun baru,” kata Ketua Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Bali, I Ketut Priggantara di Denpasar, Selasa (26/12).

Ketersediaan darah hampir di semua UTD di Bali saat ini, lanjut Priggantara semakin menipis. “Terutama untuk golongan darah O dan AB, stokisnya menipis,” kata pria yang memilih hidup vegetarian ini. Pringgantara menghimbau agar masyarakat yang sudah saatnya donor segera melakukan donor ke UTD PMI yang ada di RSUP. Prof. Ngoerah (RSUP Sanglah).

Baca juga:  Gubernur Koster Buka Festival Layang-layang di Pantai Mertasari

Stok darah yang menipis di UTD sangatlah mengkhawatirkan karena justru di akhir tahun seperti saat ini, kebutuhan darah sangatlah tinggi. Menurut Pringgantara, kebutuhan darah untuk pasien yang melakukan operasi, menderita kanker, leukimia dan operasi caesar tidak mengenal masa libur. Pasien-pasien ini tetap membutuhkan donor darah apapun kondisinya.

Terlebih lagi di masa liburan akhir tahun, terutama pada malam perayaan tahun baru, kebutuhan darah makin meningkat. “Biasanya, sering terjadi kecelakaan lalu lintas di malam perayaan tahun baru. Kejadian dipicu ulah masyarakat yang merayakan malam tahun baru dengan menenggak minuman keras, dalam kondisi mabuk nekat mengendarai kendaraan di jalan raya,” terang pria asal Buleleng ini. Kecelakaan yang mengakibatkan korban mengalami luka berat, apalagi harus dioperasi tentu membutuhkan darah donor.

Baca juga:  Pusat akan Berlakukan "Work from Bali," Pelaku Pariwisata Lokal Tuntut Dilibatkan

Pringgantara mengatakan tradisi perayaan malam tahun baru perlu diubah. Jika saat ini bisanya merayakan dengan pesta lengkap dengan minuman beralkohol, diganti dengan tradisi berdonor darah.

“Perayaan malam tahun baru selalu identik dengan makan-makan dan minum minuman beralkohol. Saya memperhatikan, saat ini, masyarakat sudah bersiap-siap merayakan malam tahun baru. Minuman beralkohol sudah distok,” kata Pringgantara saat diwawancarai dalam Bali Post Talk.

Baca juga:  Seorang Pelajar di Tabanan Meninggal Terjangkit COVID-19

Kebiasaan merayakan malam pergantian tahun dengan pesta memang sudah demikian melekat di benak masyarakat. “Tradisi ini tentunya dapat diubah dengan melakukan kegiatan kemanusiaan yang lebih bermanfaat. Salah satunya donor darah. Selain berguna bagi yang membutuhkan, juga sangat bermanfaat bagi kesehatan si pendonor,” kata Pringgantara.

Manfaat berdonor darah sangat banyak. Pendonor yang rutin melakukan donor akan memiliki metabolisme tubuh yang lebih sehat karena terjadi regenerasi sel darah. Selain itu juga dapat melakukan cek gratis untuk mengetahui apakah pendonor sedang mengidap penyakit seperti hepatitis B dan C, Sifilis dan HIV AIDS. Karena setiap darah yang telah di donorkan akan discreening terlebih dahulu sebelum diberikan kepada yang membutuhkan. (Nyoman Winata/balipost)

BAGIKAN