Sejumlah kendaraan menunggu informasi lebih lanjut di pintu tol di Kota Oyabe, Prefektur Toyama, Jepang, 1 Januari 2024. Serangkaian gempa bumi kuat dengan gempa besar berkekuatan hingga magnitudo 7,6 telah melanda Prefektur Ishikawa, Jepang tengah, pada Senin, dan peringatan tsunami telah dikeluarkan, menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA). (BP/Antara)

TOKYO, BALIPOST.com – Pemerintah Kota Kanazawa, Prefektur Ishikawa menjadikan sekolah, mulai dari sekolah dasar dan menengah sebagai pusat evakuasi warga. Ini untuk mewaspadai gempa susulan di Jepang yang diperkirakan akan terjadi dalam sepekan ini.

“Saat ini, sekolah dasar dan menengah dibuka sebagai pusat evakuasi,” demikian yang tertulis dalam imbauan resmi pemerintah Jepang dikutip dari Kantor Berita Antara.

Imbauan tersebut menyusul prakiraan gempa susulsan yang masih akan terjadi sepanjang pekan ini. “Gempa dengan magnitudo yang sama diperkirakan masih akan terjadi sepanjang pekan ini, dengan kekuatan yang lebih besar dalam waktu dekat ini,” demikian imbauan tersebut.

Baca juga:  Jumlah Korban Meninggal Gempa Cianjur Naik Signifikan

Data resmi Pemkot Kanazawa hingga Senin (1/1) pukul 17.30 menunjukkan terdapat total 46 pusat evakuasi dengan 1.300 pengungsi. Pemerintah meminta warga untuk mengecek pusat evakuasi terdekat.

Gempa berkekuatan 7.6 magnitudo dengan intensitas seismik 5+ mengguncang wilayah pantai Laut Jepang yang berpusat di Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa pada Senin (1/1) pukul 16.10 waktu setempat (14.10 WIB).

Pada pukul 17.04 waktu setempat (15.04 WIB) tsunami setinggi 70 cm muncul di Pelabuhan Kanazawa dan terkonfirmasi menyebabkan kerusakan.

Baca juga:  Usai Antar Anak Belanja, Temukan Mertua Tak Bernyawa

Salah satu warga negara Indonesia (WNI) di Kanazawa, Dian Novitasari, mengatakan saat ini dia dan keluarga mengungsi di Masjid Kanazawa. “Malam ini kita menginap di masjid sampai gempa susulannya reda,” katanya.

Dia menambahkan sejumlah pengungsi masih bertahan di masjid karena masih terjadi gempa susulan.

Gempa tersebut juga dirasakan di Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita.

Baca juga:  Masuk Daerah Rawan, BNPB Gelar Simulasi Gempabumi dan Tsunami di Tanjung Benoa

Melly Suryanty, WNI di Prefektur Tottori, mengaku merasakan guncangan gempa tersebut.

“Kami yang di Tottori saja masih merasakan getarannya, bahkan sempat lari ke safe area,” katanya.

Dia sempat bertahan di titik kumpul selama 30 menit. Alarm peringatan terus berbunyi agar warga menjauhi bibir pantai.

Sistem lapor diri KBRI Tokyo mencatat terdapat 3.791 WNI yang menetap di tiga prefektur terdampak gempa, di antaranya sebanyak 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa; Toyama (1.344 orang) dan Niigata (1.132 orang). (kmb/balipost)

BAGIKAN