John de Santo. (BP/Istimewa)

Oleh John de Santo

Dalam pertemuan Ibu Nasional di Pyongyang (6/12) Korea Utara, Kim Jong-Un, pemimpin tertinggi negara komunis itu terlihat beberapa kali menyeka air mata dengan sapu tangan, saat berpidato. Dalam pidatonya, orang nomor satu di Korea Utara itu menyerukan kepada kaum wanita untuk membantu menyokong kekuatan negara, dengan “Menghentikan penurunan angka kelahiran, menyediakan pengasuhan dan pendidikan yang baik bagi anak-anak adalah urusan keluarga yang harus kita selesaikan bersama para ibu.”

Singkatnya, sang presiden menghimbau kaum wanita di negeri itu untuk melahirkan lebih banyak anak. Para ahli mengemukakan bahwa, banyak keluarga baru di negara itu, tidak ingin memiliki lebih dari satu anak, karena biaya membesarkan anak di salah satu negara termiskin dunia itu, sangat mahal. Apa makna di balik kejadian ini?

Jika pemimpin yang terkenal kejam itu, berpidato sambil berlinangan air mata, kita bisa membayangkan tingkat kegawatan persoalan yang dialami oleh negara itu. Semua orang pasti menyepakati ungkapan, anak adalah masa depan suatu bangsa. Kesejahteraan, pendidikan dan pengasuhan mereka berdampak langsung terhadap kesejahteraan dan stabilitas suatu negara. Maka, berinvestasi terhadap pengembangan anak-anak, merupakan langkah strategis bagi pembangunan bangsa.

Baca juga:  Pandemi, Perlindungan Hak Anak Jangan Diabaikan

Pentingnya berivestasi pada anak-anak sekarang akan menghasilkan berbagai keuntungan jangka panjang bagi suatu negara. Pendidikan yang berkualitas, perawatan kesehatan, dan berbagai sistem pendukung masyarakat, berkontribusi terhadap perkembangan anak secara keseluruhan, dalam rangka menyanggupkan mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif.

Dengan memprioritaskan kesejahteraan anak, suatu bangsa menjamin masa depan yang lebih cerah dengan warga negara yang terampil dan sehat, dan yang dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Dalam hemat penulis, bidang-bidang yang mutlak diperlukan untuk mempersiapkan anak bagi masa depan adalah:

Pertama, pendidikan sebagai dasar pembentukan watak dan kecerdasan anak. Bidang ini berperan penting dalam membentuk masa depan suatu bangsa. Memberikan pendidikan berkualitas dan yang mudah diakses, artinya membekali anak-anak dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berjuang di kancah global yang semakin kompetitif ini. Lagi pula, pendidikan mendorong kemampuan berpikir kritis, kreativitas dan kemampuan mengatasi masalah, yakni hal-hal yang penting untuk mengatasi berbagai tantangan masyarakat yang semakin kompleks di masa depan.

Baca juga:  Optimalisasi Sumber Daya Air Perkotaan

Kedua, perawatan dan gizi. Kesehatan dan gizi anak-anak merupakan dasar bagi seluruh perkembangan mereka. Akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, makanan bergizi, dan air bersih adalah vital untuk menjamin pertumbuhan anak-anak yang sehat dan kuat. Dengan kata lain, investasi terhadap infrastruktur perawatan kesehatan secara langsung berdampak pada kesejahteraan generasi masa depan.

Ketiga, perlindungan dan keamanan. Menjaga anak-anak dari berbagai ancaman yang merugikan, seperti eksploitasi, dan berbagai kekerasan sangat penting sebagai pengamanan terhadap masa depan sauatu bangsa. Kerangka kerja hukum yang kuat, sistem pendukung masyarakat, dan berbagai prakarsa yang bertujuan melindungi anak-anak, akan menciptakan sebuah lingkungan aman yang dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan dan pengembangan. Jaminan terhadap keamanan menyumbang pada masyarakat yang harmonis dan stabil.

Keempat, kesempatan pemberdayaan. Memberdayakan anak-anak dengan menyediakan peluang bagi pertumbuhan pribadi, pengembngan keterampilan, dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan akan menyiapkan mereka sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab dan yang sanggup berkontribusi secara positif terhadap masyarakat dan bangsa secara keseluruhan. Memberikan kesempatan yang setara kepada semua anak, tanpa mempedulikan latar belakang dan situasi mereka adalah penting bagi terciptanya suatu masyarakat yang inklusif.

Baca juga:  Selama Tahun 2017, 253 Anak Terlibat Kasus Hukum dan 10 Bayi Dibuang

Jadi, masa depan suatu bangsa sangat berkaitan dengan investasinya terhadap anak-anaknya. Dengan mengutamakan kesejahteraan, pendidikan, perawatan, proteksi, dan pemberdayaan mereka, suatu bangsa menentukan tahapan bagi pembangunan dan kemajuan yang berkesinambungan.

Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa, anak-anak adalah aset paling berharga dari suatu bangsa. Mereka adalah harapan terbesar terhadap masa depan suatu bangsa. Semua negara, tanpa kecuali, selalu mengaitkan masa depannya dengan status dari anak-anak mereka. Pada akhirnya, nasib suatu bangsa terletak di pundak anak-anak yang sehat, terlindung baik, serta mendapatkan pendidikan dan arahan yang baik.

Artinya, kita dapat melihat masa depan suatu bangsa, bila anak-anaknya dibiarkan keleleran di jalanan, tidak dapat pergi ke sekolah, tidak mendapatkan bimbingan yang memadai, baik dari rumah, sekolah dan masyarakat. Benar kata Nelson Mandela, ketika ia mengatakan bahwa, tak ada bangsa yang dapat maju tanpa warga masyarakatnya yang terdidik, dan masyarakat paling lemah dan menentukan masa depan suatu bangsa adalah anak-anak.

Penulis, pendidik dan pengasuh Rumah Belajar Bhinneka, ia berdomisili di Yogyakarta

BAGIKAN