MANGUPURA, BALIPOST.com – Keberadaan sektor pertanian di Kabupaten Badung kian tergerus masifnya pertumbuhan sektor pariwisata yang menjadi andalan pendapatan asli daerah (PAD). Kendati demikian, sektor pertanian patut mendapatkan prioritas utama sehingga slogan menjadikan petani bangga menjadi petani tidak sekadar tagline semata.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa, saat menghadiri acara Gathering Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, bertempat di Kembengan Sari Waterpark, Petang, Selasa (2/1) lalu. Birokrat asal Pecatu, Kuta Selatan ini mengatakan, kondisi sektor pertanian yang kian terhimpit menjadi tantangan ke depan yang membutuhkan dukungan semua pihak.
Bahkan, pihaknya berharap kue pariwisata benar-benar dapat dinikmati oleh semua sektor, salah satunya sektor pertanian. “Kami ingin memastikan ke depan petani kita bangga menjadi petani tidak hanya sekadar tagline saja. Kita ingin mewujudkan tourism berkelanjutan berbasis Tri Hita Karana,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Adi Arnawa menekankan beberapa hal, terkait produksi, ketersediaan pangan, dan lainnya kepada Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) untuk dapat menjadi program prioritas di 2024. “Kami minta Dinas Pertanian dan Pangan dapat memastikan tingkat produksi pertanian, ketersediaan pangan, dan kebutuhan pangan di masyarakat. Selain itu, dapat menumbuhkan petani milenial, serta mendorong petani dengan memberikan penguatan modal,” tambahnya.
Dijelaskan, pihaknya telah mengambil kebijakan dengan memberikan penyertaan modal sekitar Rp31 miliar untuk Perumda Pasar Mangu Giri Sedana di 2023 lalu. Penyertaan modal ini digunakan untuk membeli gabah petani Badung sebesar Rp10 miliar.
“Selain itu, memberi insentif bagi petani berupa permodalan, pupuk, bibit dan lainnya. Dengan membeli produksi petani ini, sebagai upaya memotivasi petani untuk bangga menjadi petani, mampu menekan alih fungsi lahan pertanian serta menekan laju inflasi,” terangnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana, tidak menampik jika tantangan sektor pertanian sangat berat ke depan. Terlebih Badung sebagai daerah pertanian dan pariwisata, alih fungsi lahan menjadi tantangan.
“Tingkat kesuburan tanah juga mengalami penurunan akibat penggunaan pupuk kimia, di samping SDM petani rata-rata umur 60 tahun dan sulit mengubah mindset petani. Di Dinas Pertanian dan Pangan diakui pula membutuhkan dukungan SDM,” ungkapnya. (Parwata/balipost)