DENPASAR, BALIPOST.com – Ahli bedah Indonesia diharapkan bisa meningkatkan kemampuan lewat Senadhipan Education Foundation (SEF) yang merupakan institusi pendidikan yang diinisiasi oleh Dr. Baiju Senadhipan. Menurut perwakilan SEF di Indonesia, dr. Gede Eka Rusdi Antara, Sp. B, Subsp. BD (K), SEF merupakan lembaga yang menyediakan beasiswa dan beragam webinar untuk meningkatkan keahlian pengetahuan, skills dan teknologi, khususnya di bidang bedah.
Ia pun mengatakan yayasan yang didirikan pada 2012 ini memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam bedah laparoskopi kepada calon ahli bedah di seluruh dunia. SEF didirikan pada 30 Januari 2012 di Taj Vivanta, Trivanrdum, India.
Dr. Baiju Senadhipan, Senin (8/1), dalam keterangan tertulis mengatakan pihaknya secara rutin menyelenggarakan kursus transfer keterampilan, kursus fellowship tentang pelatihan laparoskopi, dan siaran langsung bedah laparoskopi. Namun sejak Pandemi Covid-19, konsep transfer keterampilan dari Yayasan ini pun berubah.
“Kami mulai menyelenggarakan webinar internasional setiap minggunya, dengan kontribusi dari para ahli terkemuka dunia sebagai pengajar dan peserta. Terhitung sejak Juni 2020 hingga Oktober 2022, 50 webinar serupa diselenggarakan oleh yayasan dengan partisipasi global dari lebih dari 60 negara,” paparnya.
Senadhipan Education Foundation, lanjutnya, juga memulai program beasiswa internasional gratis dalam bedah Bilier Hepato Pancreatico Minimal Invasif di Universitas Kedokteran Tokyo, Jepang. “Para ahli bedah diundang dari seluruh dunia dan akan dipilih kandidat yang layak untuk dikirim ke Universitas Kedokteran Tokyo setiap bulan. Mereka diberikan akomodasi dan pelatihan gratis bekerja sama dengan Tokyo Medical University,” lanjutnya.
Dikatakan dokter Eka, SEF ini bisa menjadi jembatan bagi para dokter spesialis, khususnya dokter bedah untuk update keilmuan dari tokoh-tokoh bedah dunia. Sebab, yayasan ini menyediakan tempat untuk magang, fellowship dan course di negara lain sepert India, Jepang, dan Turki. “Ini bisa meningkatkan kemampuan dan membiasakan dokter indonesia dengan teknologi terbaru,” ujarnya. (kmb/balipost)