MANGUPURA, BALIPOST.com – Inovasi Indonesia masih rendah yang berarti belum digunakannya ilmu pengetahuan. Ekonomi masih bertumpu pada sumber daya alam mengingat Indonesia sangat kaya akan SDA. Demikian dikemukakan President Knowledge Management Society Indonesia (KMSI) Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja ditemui di Nusa Dua, Selasa (9/1).
Ia mengatakan tak hanya inovasi yang masih rendah. Secara keseluruhan, daya saing bangsa Indonesia juga dikatakannya belum berkembang dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil pemeringkatan beberapa tema daya saing, seperti Indeks Inovasi Global, Indeks Ekonomi Pengetahuan, dan Indeks Pembangunan Manusia.
Diungkapkannya, hasil pemeringkatan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia masih menjadi beban dalam organisasi. Para pekerja dalam organisasi masih belum mampu mengoptimalkan kreativitasnya untuk keunggulan kompetitif.
“Hal ini juga menunjukkan kelemahan kita dalam mengelola orang dan pengetahuan mereka dalam organisasi. Sehingga knowledge management (KM) summit sangat penting untuk mensosialisasikan KM secara nasional dan regional, dengan fokus pada pembangunan manusia, pengembangan proses, dan pemanfaatan teknologi,” ujarnya.
Dengan menerapkan manajemen pengetahuan secara terstruktur, diharapkan organisasi dapat mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan secara konsisten dan optimal untuk kemajuan organisasinya. “Pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020-2022, KM Summit tidak dilaksanakan. Sejak saat itu, pengakuan terhadap KM sebagai pendorong peningkatan proses bisnis dan kematangan KM di Indonesia semakin meningkat, saat ini para Manajer Pengetahuan yang berlatih menggunakan alat-alat terbaru, dan menerapkan Strategi KM generasi berikutnya,” ujarnya saat Knowledge Management Summit 2024.
Sementara itu, AuSKM asal Australia, Vincent Ribiere dan KMS asal Singapura, Rajesh, mengatakan penguatan knowledge management perlu kolaborasi. Namun tantangan dalam menerapakan manajemen tersebut adalah proses sharing. (Citta Maya/balipost)