BANGLI, BALIPOST.com – Seorang wisatawan membagikan pengalaman tak menyenangkan saat berkunjung ke Air Terjun Tibumana, di Desa Apuan, Susut, Bangli. Dalam video yang dibagikannya di media sosial, wisatawan itu mengaku dimintai uang Rp 200 ribu oleh seorang pria saat akan berfoto-foto di jalan menuju lokasi air terjun.
Ia merasa heran lantaran sebelum memasuki tempat itu tidak ada palang ataupun loket yang menginformasikan terkait keharusan pengunjung membayar Rp 200 ribu. Jalan itu juga merupakan jalan desa yang dilalui banyak orang menuju air terjun Tibumana. Atas kejadian itu, ia merasa dipalak.
Wisatawan itu juga mengatakan bahwa yang berfoto di lokasi tidak hanya dirinya. Ada guide membawa turis, namun mereka tidak dimintai uang. Padahal turis itu membawa perlengkapan foto berupa kamera dan drone.
Menanggapi viralnya video tersebut, Manajer Air Terjun Tibumana Nyoman Sunarta mengaku telah menyampaikan permohonan maaf ke wisatawan tersebut. “Kami sudah DM konten kreator tersebut namun sampai saat ini belum ada jawaban. Intinya kami minta maaf atas ketidaknyamanannya,” kata Sunarta dikonfirmasi Selasa (9/1).
Dikatakan Sunarta bahwa kejadian kurang mengenakan yang dialami wisatawan itu terjadi Senin pagi. Lokasinya di jalan menuju Air Terjun Tibumana.
Orang yang menagih uang Rp 200 ribu itu diakui Sunarta adalah petugas pengelola Air Terjun Tibumana. Namun tugasnya sebagai penjaga di areal air terjun. Bukan petugas loket.
“Jadi bapak itu sebenarnya kerjanya bukan di loket. Mungkin kemarin karena melihat ada orang berkegiatan di sana (jalan menuju air terjun), mungkin maksudnya mau menanyakan apa sudah bayar apa belum. Makanya dia antusias jadi orang penagihan di sana dengan bawa kwitansi,” ungkapnya.
Jelas Sunarta bahwa kawasan Air Terjun Tibumana mencakup spot photo bernama Adila Spot hingga ke titik air terjun. Adila spot sendiri berupa jalan dengan pemandangan sawah dan pohon kelapa di pinggir jalan, seperti yang ada pada video.
Wisatawan yang datang ke kawasan Air Terjun Tibumana untuk melakukan kegiatan photoshoot, foto prewedding atau syuting selama ini dikenakan biaya. Untuk photoshoot tarifnya Rp 200 ribu, foto prewedding Rp 300 ribu, sedangkan syuting Rp 5 juta.
Prosedur pembayarannya, biasanya petugas loket akan mendatangi lokasi untuk memastikan jika ada kegiatan di kawasan tersebut dan kemudian melakukan pungutan biaya. Saat melakukan pembayaran wisatawan akan diberikan kwitansi oleh petugas.
Dikatakan Sunarta bahwa wisatawan tidak dikenai biaya tersebut, jika sekedar berfoto-foto dengan handphone. Hanya dikenai biaya tiket masuk.
Supaya ke depan tidak ada lagi kejadian serupa terulang, Sunarta mengaku pihaknya akan memasang papan atau baner informasi lengkap dengan tarif kegiatan. “Sehingga tidak lagi ada yang bingung,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa pasca viralnya video tersebut, pihak prajuru sudah menemui konten kreator tersebut untuk melakukan mediasi. “Hasil mediasi sudah damai,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)